Hukrim
Suami Gergaji Istri Tewas Setelah Lompat Dari Atap Rumah

KABARMALANG.COM – KS (37), suami yang tega menggergaji leher istrinya karena cemburu meninggal dunia. KS sempat diboyong ke kantor polisi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Namun, baru 5 menit berselang KS mual hingga muntah-muntah.
Nyawa warga Dusun Kebonjati, Desa Klampok, Kecamatan Singosari, itu tak terselamatkan saat petugas berusaha membawa KS ke puskesmas terdekat.
“Baru 5 menit diamankan dan dibawa ke puskesmas, pelaku tiba-tiba sempoyongan dan muntah selanjutnya meninggal dunia dalam perjalanan ke puskesmas,” terang Farid.
KS yang berhasil diamankan dari lokasi kejadian sempat dibawa ke IGD Puskesmas Singosari. Petugas medis yang melakukan pemeriksaan menyatakan jika pelaku diperbolehkan untuk dibawa pulang.
Tragedi berdarah itu bermula saat korban bersama anaknya sedang asyik menonton televisi di rumahnya yang berada di Dusun Kebonjati, Desa Klampok, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, sekitar pukul 14.30 WIB.
Tiba-tiba pelaku tak lain istri korban datang dan mengajak kedua anaknya masuk dan menguncinya di dalam kamar.
Pelaku kemudian menghampiri istrinya dan terjadi cekcok mulut. “Pelaku kemudian mengambil gergaji kayu di dapur dan menggorok korban di bagian leher,” ujar Farid Fathoni.
Setelah menggorok leher korban, lanjut Farid, pelaku mencoba bunuh diri dengan naik ke atap rumah yang berlantai 2 itu. Warga yang melihat, menduga pelaku akan memperbaiki genteng rumahnya.
“Tiba-tiba pelaku diketahui terjatuh ke bawah. Warga yang melihat pelaku jatuh kemudian segera menghampiri menolongnya,” beber Farid.
Tanpa curiga warga membawa pelaku ke rumah tetangga dan mencoba untuk memberi kabar korban jika suaminya terjatuh dari atap rumah.
“Tapi pintu rumah dalam kondisi terkunci. Pintu rumah kemudian dibuka oleh anak korban dan setelah di geledah, warga menemukan korban dalam keadaan terkapar di lantai ruang menonton TV dengan leher terluka. Warga juga menemukan gergaji dengan noda darah di lokasi kejadian,” ungkap Farid.
Keluarga Menolak Otopsi
Keluarga pelaku menolak untuk dilakukan otopsi saat jenazah KS dibawa ke RS Saiful Anwar. Mereka kemudian membuat surat pernyataan yang diketahui oleh tokoh masyarakat dan perangkat desa.
“Serta menerima kejadian tersebut sebagai musibah karena pelaku mencoba bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari atas rumah lantai dua, dan keluarga pelaku tidak menuntut secara hukum,” tegas Farid Fathoni.
Sementara itu, dari hasil pemeriksaan visum luar dari dokter forensik RSSA menerangkan bahwa penyebab kematian pelaku karena adanya benturan kepala pada saat pelaku jatuh yang berakibat adanya penyumbatan selaput darah tebal otak.
Hukrim3 hari yang laluSuami Siri di Malang Bunuh dan Bakar Istri Lalu Dikubur di Ladang Tebu
Hukrim3 hari yang laluKakak Kandung di Malang Paksa Adik Konsumsi Sabu
Hukrim3 hari yang laluUngkap 10 Kasus, Polres Malang Sita Sabu hingga Ganja Senilai Rp322 Juta
Peristiwa4 hari yang laluPKS Kota Malang Gelar Muscab VI, Kukuhkan Pengurus Baru Periode 2025–2030
Olahraga1 minggu yang laluPorma FC U-14 Kunci Posisi Runner Up di Malang Junior League 2025
Peristiwa3 hari yang laluInovasi Satlantas Polres Batu Perkuat Komunikasi dengan Wajib Pajak di Samsat
Pemerintahan4 hari yang laluPemkot Malang Resmikan SPAM di Ponpes Bahrul Maghfiroh
Peristiwa1 hari yang laluProyek Drainase LA Sucipto Dikritik Warga, DPUPR-PKP: Hanya 20 Meter dan Bukan Mangkrak




































