Kabar Batu
Bagai Bola Pimpong, Warga Sumbergondo Lahirkan Mandiri Bayinya Karena Covid-19

KABARMALANG.COM – Tak hanya menyerang sektor perekonomian, pandemi Covid-19 nyatanya juga menyerang bakal manusia yang akan merasakan kehidupan nyata di dunia.
Fitria Rohmatika contohnya, wanita berusia 26 tahun warga Desa Sumbergondo RT 05 RW 01 Kecamatan Bumiaji tersebut terpaksa harus melahirkan bayinya tanpa pertolongan Nakes (Tenaga Kesehatan) karena dirinya sempat dinyatakan reaktif setelah rapid test.
“Dikehamilan 8 bulan, saya dinyatakan reaktif setelah menunggu hasil test di RS Pandarejo (puskesmas.red) selama tiga jam. Saat itu yang menyatakan Bu Liati warga Desa Punten dan ada dua dokter disana,” ungkap Fitria ketika dikonfirmasi wartawan, Minggu (02/08/2020).
Ia juga mengungkapkan peristiwa tersebut terjadi pada 10 Juni lalu dan dia disarankan untuk melakukan isolasi mandiri hingga dijemput oleh Nakes Kota Batu.
Mengetahui hal tersebut, Fitria sempat mengalami stress karena ketakutan dengan statement yang disampaikan tersebut selama karantina mandiri selama 7 hari.
Hingga akhirnya Fitria pada 19 Juni, kembali mengikuti rapid test di Balaidesa dan dinyatakan non reaktif dengan surat keterangan tetap dibawa oleh Nakes Puskesmas Bumiaji.
“Lalu ketika hari Selasa tanggal 7 Juli lalu, saya merasa sudah waktunya melahirkan dan bukaan satu sehingga saya kembali memeriksakan kandungan saya ke RS Gondang. Namun ketika mengetahui ada tanda plus (+) di buku KMS (Kartu menuju sehat), Bu Widya yang menemui saya tidak bisa menangani dengan alasan beresiko tinggi sehingga saya disarankan rujuk ke Rumah Sakit besar tanpa diberikan surat rujukan,” tuturnya.
Fitria juga menerangkan Nakes yang menemuinya menghubungi salah satu rekannya, bernama Novi dan mengatakan bahwa dirinya dianjurkan kembali ketika sudah mencapai fase pembukaan 5 disertai dengan membawa surat pernyataan non reaktif.
Fitria pun mengaku kembali menuju RS Gondang, ketika kehamilannya mencapai fase pembukaan 5 dan disertai dengan surat keterangan non reaktif namun pihaknya tetap tidak dilayani.
Ia beserta keluarga, akhirnya memutuskan untuk pergi ke Nakes di Dusun Junggo untuk memeriksakan kandungannya.
“Jawaban yang saya terima dari Nakes Di Junggo mengatakan bahwa saya masih fase pembukaan 1. Dari situ saya memutuskan kembali dan meminta ke suami untuk rujuk ke Rumah Sakit Besar Islam,” kenangnya.
Fitria melanjutkan ketika dirinya tengah berganti baju di kamar mandi, ia merasakan kesakitan di perutnya hingga ketika ia berinisiatif untuk berjongkok, seketika itu putri yang dikandungnya lahir beserta dengan ari-arinya.
“Beruntung disana ibu saya sigap. Dari situ akhirnya warga memanggilkan bidan desa dan dukun bayi. Saya diurus oleh dukun bayinya,” terangnya.
Ia juga bersyukur hingga saat ini, putrinya tetap dalam keadaan sehat dan berumur satu bulan. “Kalau tidak ada ibu, mungkin anak saya bisa terbentur. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” tukasnya. (arl/fir)
-
Edukasi3 tahun yang lalu
Server Ujian Down, Mahasiswa UT Sambat
-
Edukasi3 tahun yang lalu
Server Ujian UT Disoroti DPR RI
-
Ekbis4 tahun yang lalu
Pancasila Sebagai Landasan Dasar Negara
-
Hukrim3 tahun yang lalu
Merampok dan Memperkosa, Pria Donomulyo Didor
-
Ekbis4 tahun yang lalu
Sumber Gentong Buat Ngadem, WSG Pilihan Kuliner
-
Peristiwa3 tahun yang lalu
Kereta Tanpa Lokomotif Jalan Sendiri Dari Stasiun Malang Kota Baru
-
Edukasi3 tahun yang lalu
Penundaan Ujian UT, Ini Kata Warek 3
-
Serba Serbi3 tahun yang lalu
Pintu Tol Madyopuro Resmi Beroperasi