Connect with us

Edukasi

Pemkot Malang Simulasi KBM Tatap Muka Untuk SD dan SMP

Diterbitkan

,

Walikota Malang Drs H Sutiaji saat meninjau simulasi KBM tatap muka di SMP Negeri 8 Kota Malang

KABARMALANG.COM – Setelah SMA/SMK di Kota Malang telah memberlakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka.

Pemerintah Kota Malang bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang juga mempersiapkan KBM tatap muka tingkat SD dan SMP.

Sebelum benar-benar diterapkan, simulasi pun digelar menyesuaikan protokol kesehatan Covid-19.

Sekolah yang dipilih adalah SMP Negeri 8 Kota Malang. Bentuk simulasi terlihat sejak dari depan gerbang sekolah.

Siswa yang masuk tidak boleh bergerombol, mereka harus menjaga jarak. Kemudian di depan sekolah sudah disediakan keran cuci tangan dan hand sanitizer untuk mencuci tangan.

Untuk di dalam kelas, siswa yang mengikuti KBM tatap muka hanya 50 persen, dari total jumlah keseluruhan siswa dalam satu kelas.

Kemudian sistem belajar mengajar dibagi, sehari masuk dan sehari berikutnya, separuh siswa lain mendapatkan giliran mengikuti KBM tatap muka.

Saat pembelajaran juga menggunakan alat face shield. Jarak antar siswa dipisahkan antar satu meja.

Masing-masing siswa juga nantinya membawa bekal makanan sendiri, karena kantin tidak diperbolehkan buka. Ditampakkan juga simulasi bagaimana nantinya jika ada siswa yang sakit.

Dalam kunjungannya untuk memantau simulasi tersebut, Walikota Malang Drs H Sutiaji mengungkapkan bahwa instrumen KBM tatap muka ditengah pandemi disusun oleh Dinas Pendidikan dan tim. Dengan mengacu protokol kesehatan Covid-19.

“Kemudian ketika nanti sudah masuk, protokol kesehatannya seperti apa. Jumlah siswanya dipangkas menjadi 50 persen saja, yang menempati itu tidak berpindah-pindah. Setelah kegiatan belajar, ruang kelas langsung disemprot, tasnya dirawat, dijaga sendiri-sendiri,” kata Sutiaji dihadapan para wartawan, Rabu (19/8 2020).

Sutiaji menambahkan, saat pergeseran antara jam mata pelajaran, para siswa tidak boleh meninggalkan ruang kelas, harus tetap di tempat, istirahat pun tetap di tempat.

Ketika kegiatan belajar mengajar sudah selesai, kata Sutiaji, akan diatur bagaimana siswa meninggalkan ruang kelas. Akan juga disiagakan satgas yang mengatur mobilitas siswa ketika akan meninggalkan sekolah.

“Prioritas yang menjemput siswa adalah orang tua. Bagi siswa yang tidak membawa Hp, bisa menggunakan fasilitas sekolah. Jangan sampai ada siswa yang belum dijemput, sudah keluar sekolah. Ketika masuk sekolah juga dipantau, keluar juga dipantau,” tegas Sutiaji.

Sutiaji menambahkan, dari hasil survey, mayoritas lebih 70 persen siswa menghendaki kembali bisa masuk sekolah. Akan tetapi, lanjut Sutiaji, kapan waktunya belum dijalankan serentak. Karena melihat dahulu kesiapan sekolah masing-masing.

“Kita lihat dari survey, yang menggunakan jasa angkutan umum, itu ada 7 persen, nantinya kita pikirkan sama-sama. Bagaimana proses anak-anak itu masuk. Sehingga harapannya jangan sampai ada transmisi dari angkutan umum, membawa virus ke sekolah. Saya sarankan bisa alat untuk penyemprotan bakteri-bakteri, untuk menambahkan keyakinan sterilisasi ruangan” pungkas Sutiaji. (fat/rjs)

Terpopuler

// width=
Marketing Kabarmalang.Com
Aktifkan Notifikasi OK Tidak Terimakasih