Connect with us

Edukasi

Malang Siap Revolusi Industri 4.0, Tapi…

Diterbitkan

,

Tidak berjudul
Wawan Sobari PhD saat paparan risetnya soal e-service pemda Malang Raya. (Foto : Istimewa)

 

KABARMALANG.COM – Pemda Malang Raya siap menyambut revolusi industri 4.0. Tetapi, banyak tantangan yang menjadi hambatan.

Kesimpulan ini adalah hasil riset Tim LPPM UB. Wawan Sobari PhD menjadi ketua tim ini.

Tim itu memaparkan hasil penelitian secara daring, Jumat (18/12).

Riset ini mempelajari penerapan e-service di Malang Raya. Ini menjadi indikator kesiapan pemda menghadapi revolusi industri 4.0.

“Dalam menyelenggarakan e-service, pemda Malang Raya menghadapi tantangan. Yaitu, pengembangan e-service,” ujar Wawan.

Penelitian ini mengungkap banyaknya pekerjaan rumah pemda Malang Raya. Misalnya, kesiapan SDM pengelola dan pengguna.

Lalu, fleksibilitas e-service. Serta, integrasi antar aplikasi e-service sejenis. Belum lagi, sosialisasi e-service kepada masyarakat belum masif.

Akseptabilitas dan utilitas e-service masih rendah. Penyediaan infrastruktur implementasi e-service juga menjadi hambatan.

Semua pekerjaan rumah ini menanti pemda Malang Raya. Karena itu, tim LPPM UB memberi beberapa rekomendasi.

Pertama, mendorong kearifan lokal untuk menghadapi revolusi industri 4.0.

“Kearifan daerah melalui perwujudan nilai-nilai. Yaitu, empati, kesederhanaan, kompromi, kreativitas, dan kerendahan hati,” terangnya.

Wawan juga menambahkan perlu ada praktik kearifan lokal. Karena, kearifan lokal akan mengarah kepada digital values.

Kearifan lokal akan melahirkan digital values. Harapannya, kebijakan pemda soal e-service tak meninggalkan kearifan lokal.

“Value itu berupa prinsip dalam menghadapi tantangan revolusi 4.0,” sambungnya.

Selain itu, pemda direkomendasi menyediakan ekosistem digital yang baik. Karena, pelaku industri bisnis digital memerlukannya.

Tanpa dukungan pemerintah, ekosistem digital tidak akan maksimal.

“Ekosistem merupakan bangunan penting. Karena, bisa menjadi tempat kolaborasi. Yaitu, jejaring komunitas digital, pemda, universitas dan pemerintah pusat,” jelasnya.

Dalam studi ini, Wawan memiliki dua anggota peneliti. Yaitu, Ibnu Asqori Pohan dan Nusrizal Dwi Priandani.

Judul riset adalah Revolusi Industri 4.0, dan Kearifan Pemerintah Daerah di Malang Raya: Analisis Politik Kreatif.(fat/yds)

Advertisement

Terpopuler