Connect with us

Ekbis

Hadirkan Ridwan Remin, Dongkrak Literasi Inklusi Keuangan

Diterbitkan

,

Sugiarto Kasmuri, Kepala OJK Malang saat menyambut peserta webinar Bulan Inklusi Keuangan 2020. (Foto : carep-04)

KABARMALANG.COM – Otoritas Jasa Keuangan Malang ingin mendongkrak literasi keuangan masyarakat. Ini demi mengimbangi akses jasa keuangan yang makin terbuka.

Momen mendorong literasi keuangan masyarakat, dihelat Rabu (28/10). OJK Malang, menggelar Bulan Inklusi Keuangan 2020 dengan webinar.

Bertepatan dengan Sumpah Pemuda, dihadirkanlah narasumber anak muda hebat.

Yakni, Ridwan Remin, komika nasional. Serta, Dr Dwi Wulandari SE MM CFP, financial planner muda.

Dua narasumber ini keynote speaker Bulan Inklusi Keuangan 2020. Keduanya, dimoderatori Dewi Yuhana, Direktur Deazha.

“Kami menggelar ini untuk memotivasi anak muda. Karena momentumnya juga Sumpah Pemuda. Sehingga, narasumber yang dihadirkan juga anak muda,” ujar Kepala OJK Malang, Sugiarto Kasmuri, kepada Kabarmalang.com di kantor OJK Malang.

Masyarakat diharap mendapat literasi keuangan cukup lewat webinar. Sebab, Sugiarto menilai literasi keuangan di masyarakat sangat penting.

Apalagi, saat ini akses jasa keuangan semakin luas. Literasi keuangan penting agar masyarakat kritis memilih.

“Dengan literasi keuangan, masyarakat tidak gampang diiming-imingi. Ada dua prinsip kritis literasi keuangan. Yaitu, logis dan legal,” ujar Sugiarto.

Menurut Sugiarto, jasa keuangan harus logis risiko dan profitnya. Jika profitnya terlalu tinggi, maka masyarakat harus waspada.

“Kalau janji keuntungannya besar sekali tiap bulan, itu tidak logis. Ini harus diwaspadai. Lalu, harus dicek juga, apakah produk keuangan itu legal. Ini bisa dilihat langsung di situs OJK,” terang Sugiarto.

Dwi Wulandari, membawakan materi secara interaktif bersama Dewi Yuhana. Yakni, tema Bijak Mengelola Keuangan di Masa Pandemi.

Setelah itu, giliran Ridwan Remin menjadi pembicara.

Lawan Ketakutan Manggung Virtual

Remin mengakui masa pandemi berpengaruh kepada komika. Termasuk Remin, mengalami tiga fase pandemi.

“Bulan pertama pandemi, merasa bersyukur ada tabungan. Walau pemasukan tidak dari tampil. Beberapa bulan berikutnya, masuk masa khawatir. Fase ketiga, masuk masa adaptasi,” ujar Remin.

Saat itu, Remin tak mendapat job stand up. Karena, situasi pandemi menghalanginya. Tawaran job virtual pun ditolak Remin.

“Saya baru terima job stand up itu awal Juni. Tiga bulan setelah awal pandemi,” tandas Remin.

Menurut Remin, stand up di masa pandemi adalah tantangan komika. Kebanyakan komika tak berani tampil karena tanpa penonton.

Karena, panggung virtual ini adalah hal baru bagi komika. Remin pun menghadapi ketakutan seperti ini.

Ridwan Remin saat menjadi narasumber Bulan Inklusi Keuangan 2020 OJK Malang

“Tapi setelah saya pikir, tidak apa-apa. Tanpa penonton tidak masalah, yang penting dibayar,hahaha. ” seloroh Remin.

Setelah mendobrak ketakutan ini, Remin mulai terbiasa tampil virtual. Dia mengaku keuangannya sudah lumayan membaik.

Memang, keuangannya tak senormal saat sebelum pandemi. Awal tahun, dia bisa tampil seminggu tiga kali. Sekarang, dia tampil seminggu sekali.

“Dibandingkan Januari sebelum pandemi, ya bagus Januari. Tapi, sekarang sudah lumayan,” ujarnya.

Remin, juga membagi tips keuangannya. Untuk mencegah tergoda foya-foya, Remin memasang target besar.

“Agar tidak foya-foya, milikilah target besar. Misalnya, beli rumah. Jadi, mikir dua kali untuk belanja receh-receh,” tutupnya.(carep-04/yds)

Terpopuler

// width=
Marketing Kabarmalang.Com
Aktifkan Notifikasi OK Tidak Terimakasih