Connect with us

Pemerintahan

Pemkot Malang Akan Manfaatkan Sumber Air Permukaan

Diterbitkan

,

Pemkot Malang akan memanfaatkan air sungai untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat. (foto istimewa)

 

KABARMALANG.COM – Dampak penyegelan tandon Sumber Pitu beberapa hari lalu. Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mulai menguatkan rencana menuju kemandirian air bersih di masa depan.

Terkait wacana tersebut, Pemkot Malang akan memanfaatkan air sungai untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat.

Air sungai, bakal di olah melalui sistem pengelolaan air permukaan atau Water Treatment Plan (WTP).

Sistem itu juga sempat mencuat beberapa tahun yang lalu. Bahkan DPRD Kota Malang juga sempat mendorong Pemkot Malang untuk mencanangkan kemandirian air bersih melalui WTP ini.

Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan ketersediaan air di dua sumber saat ini perlahan terus berkurang, bahkan menimbulkan polemik.

Sehingga, Pemkot Malang harus mulai berpikir untuk mencari alternatif lain.

“Jadi selama ini kebutuhan air di Kota Malang sebagian besar di penuhi dari sumber air Wendit yang berlokasi di Kecamatan Pakis dan Sumber Pitu di wilayah Tumpang, Kabupaten Malang,” ungkap Sutiaji, Rabu (14/9/2022) kemarin.

Bahwa, kini pihaknya mulai melakukan studi kelayakan air sungai di Kota Malang, seperti Sungai Brantas, Sungai Bango dan Sungai Amprong.

Sutiaji memperkirakan, kebutuhan air bersih di Kota Malang mencapai 3.000 liter per detik.

“Jadi kalau 1 menit sudah 60 liter, kalau 1500, per liter itu bisa untuk 100 orang. Kalau ada 10 liter per detik bisa untuk 1.000 orang,” ungkapnya.

Menurut Sutiaji, biaya pengelolaan air sungai itu tentunya akan menggunakan dana yang lebih besar. Namun, melalui WTP bisa menjadi langkah kemandirian air bersih di masa mendatang.

Dia memperkirakan, untuk merealisasikan satu titik WTP membutuhkan anggaran mencapai Rp175 – 200 milyar.

“Harganya memang lebih, tapi jangka panjang di 25-50 tahun kedepan, kita sudah siap dengan air baku kita,” ungkap Sutiaji.

“Ini masih studi kelayakan, tahun ini harus ada deal masalah penentuan lokasi. Mungkin 2023. Katanya satu tahun bisa selesai satu titik,” sambungnya.

Ketergantungan kita pelan pelan bisa mulai teratasi. Jujur saja, Sumber Pitu (salah satu mata air dari luar daerah yang di manfaatkan PDAM Kota Malang) .

“Katakan sekarang ngalir lancar, sebulan lagi jebol. Dan itu (kami) harus bayar karena berdasarkan meteran, jebol kan tetap ngalir,” terangnya.

“Habisnya (pernah) sampai Rp 9 milyar. Jadi kami sekarang lagi mencari formulasi manajemen pengelolaan air permukaan, ya air sungai itu,” pungkas Sutiaji. (cdm/fir)

Terpopuler

// width=
Marketing Kabarmalang.Com
Aktifkan Notifikasi OK Tidak Terimakasih