Peristiwa
Separatism Issue Infiltrated The International Women’s Day Rally In Malang
KABARMALANG.COM – A joint demonstration by Malang city student protesters was disbanded for violating the covid-19 health protocol and vandalizing police cars.
Dozens of student members of the National Student Front (FMN) altogether with the Women’s Movement Alliance with the People (GEMPUR), elements of the AMP, Free West Papua staged a demonstration in commemoration of International Women’s Day.
They marched to the front of the Malang City Hall / DPRD Office on Monday (8/3/2021) at 9.00 am WIB. The protesters occurred with posters and banners, gave speeches criticizing and demanding the local and state government.
Their demands are: destroy capitalism, legalize the PKS bill & create gender-based social welfare, fight and destroy sexism and capitalism, legalize the PKS bill / eliminate sexual violence right away, seize the rights of women workers who are deprived of tyranny.
But, some protesters slip some posters with separatism tendencies among the women rally. Which is, Reject Special Autonomy volume 2; the solution is to have a referendum for West Papua.
Aside from that, other demands include withdrawing the Indonesian military from all over Papua, stopping the coup, ending military dictatorship and providing safe space for Papuan women. Despite asking for special autonomy, Kitong asked for independence. That was the gist of the separatism issue.
Apart from giving speeches, these demonstrators also distributed leaflets to road users passing around the Malang Gajayana stadium.
Malang City Police Chief: It Is Not Accordance To Commemoration of Women Day.
At around 09.30 WIB, officers from the Police and Public Order Enforcers of the Malang City Government ask them to stop their actions because they did not have permits for the demonstration.
Moreover, it is still in the mass of the covid-19 pandemic, as well as the implementation of micro-scale PPKM.
In carrying out security, the Head of Malang City Police, Police Grand Commissioner Dr. Leonardus Simarmata, and Commander Military District 0833 / Malang City went straight to the field themself.
The Malang City Police Chief appealed to the protesters to disperse immediately since pandemic urging people to avoid mass and apply social distancing.
Also, the action carried out by the protesters with a hidden agenda of other elements of society did not have permission from the police.
“Besides, this action is not in accordance with commemoration of” Women Day “. It certainly disturbs other community activities. Moreover, covid-19 is still happening and we are in the implementation of Micro PPKM,” explained Police Grand Commissioner Leonardus Simarmata, Monday (8 / 3/2021) noon.
“Because the demonstrators ignored our warning, they were forced to disperse the action. Nevertheless, we have allowed them voicing their requests,” added the Police Chief.
The demonstrators were finally put into trucks to be returned to their starting points. Unluckily, the truck was vandalized along the way by demonstrators kicking its rear glass. It resulted in them being investigated in Malang Police Headquarters.
“When we transported them by truck, they kicked the glass of the truck. Hence, we secured them to headquarter for investigation,” he concluded.(carep-04/yds
Peristiwa
Info Terbaru Gempa Malang, 8 Orang Meninggal
KABARMALANG.COM – Info gempa terbaru di Kabupaten Malang, delapan orang meninggal dunia. BPBD Provinsi jatim melaporkan bahwa jumlah korban meninggal terkonfirmasi delapan orang.
Sebelum ini, Kabarmalang.com
Pada Sabtu (10/4) sekitar pukul 21.00 WIB, BPBD Jatim memberi info gempa terbaru di Kabupaten Malang, yakni 8 orang meninggal. Ada tambahan satu orang lagi meninggal di Lumajang.
Rinciannya identifikasi korban gempa adalah sebagai berikut. Ada tiga korban jiwa di Ampelgading Kabupaten Malang.
Yakni, Pertama, Munadi, 85 warga RT 12 RW 03 Desa Wirotaman. Kedua, Imam Santoso, 30 warga RT 31 RW 06 Desa Sidorenggo, dan Hariyeh, 80, warga RT 01 RW 01 Desa Tamansari.
Kemudian, dua orang meninggal di perbatasan Lumajang-Malang bernama Ahmad Fadholi dan Sri Yani, warga Tempurrejo Tempursari.
Setelah itu, ada dua orang meninggal di Kabupaten Lumajang tertimpa reruntuhan rumah akibat gempa. Yaitu H Nasar dan Juwanto, warga Kaliuling, Kecamatan Tempursari.
Untuk tambahan satu nama korban jiwa di Lumajang adalah Bonami. Beralamat di Blok Halimo, Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari.
Kondisi meninggal tertimpa reruntuhan bangunan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan membenarkan. Korban jiwa di Kabupaten Malang ada tiga orang.
“Kalau korban luka-luka sepertinya berkembang lagi (datanya). Kalau yang meninggal dunia semoga cukup di tiga itu ya,” ujar Sadono, Minggu (11/4).
Ia menambahkan, sementara ini korban luka-luka di Kabupaten Malang ada 8 orang. Saat ini mereka sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Sebelumnya, Kabarmalang.com mengabarkan bahwa gempa berkekuatan 6,1 M itu tidak berpotensi tsunami. Hampir sebagian wilayah di Provinsi Jawa Timur merasakan guncangan gempa tersebut.
Gempa tersebut berpusat di Samudra Hindia. Tepatnya, 90 kilometer dari sisi selatan pesisir Kabupaten Malang. (fat/fir)
Peristiwa
Gempa Bumi Dahsyat Rusak 5 Bangunan di Kota Malang
KABARMALANG.COM – Gempa dahsyat berkekuatan 6,1 magnitudo merusak lima bangunan di Kota Malang, Sabtu (10/4) siang kemarin.
Cornellia Selvyana Ayoe, Penelaah Bahan Kajian Bencana Alam Seksi Logistik Penanggulangan Bencana Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Malang membenarkan.
Gempa bumi pada pukul 14.00 WIB tersebut merusak satu bangunan rusunawa dan empat rumah milik warga.
“Pertama, ada kerusakan ringan di Rusunawa Buring 2, lokasinya dekat SMPN 10 Kota Malang. Di rusunawa itu dinding lantai limanya mengalami keretakan sepanjang 2,5 meter,” ujar Selvy sapaannya, Minggu (11/4).
Selanjutnya, dinding lantai empat rusunawa juga mengalami keretakan sepanjang kurang lebih 2,5 meter.
“Bagian dapur rumah milik Sudarmaji di lantai 4 mengalami keretakan sepanjang 2,5m. Lalu dinding lantai 1 dekat tangga mengalami keretakan sepanjang 1,5 meter,” bebernya.
Kemudin rumah milik Hari Kriswan di Jalan Bandulan mengalami kerusakan ringan. Yakni tanah bagian dapur ambles dan dinding bagian dapur mengalami keretakan sepanjang 2,5 meter
Lalu, yang ketiga ada rumah milik Slamet di Jalan Bandulan Gang II mengalami rusak sedang. Yakni ambrol pada bagian plengsengan.
“Sehingga, plengsengan ambrol itu kemudian merembet ke dinding kamar bagian depan. Akan tetapi rumah dalam kondisi kosong, penghuninya sudah gak tinggal di situ sejak 4 bulan lalu,” jelasnya.
Keempat, rumah milik Afandi Kusuma di Jalan Raya Bandulan alami rusak sedang juga. Yakni Kuda-kuda bangunan ruko sudah mengalami retak dan tembok ruko ikut ambrol.
“Sehingga barang-barang bekas tertimbun puing-puing dinding dan pompa air tidak dapat berfungsi lagi,” terangnya.
Terakhir, rumah milik Daryudi Yanto di Jalan Bandulan Baru. Dinding pembatas teras dan dapur retak. Sehingga, reruntuhan material bangunan menimpa peralatan dapur dan makan.
Selvy menuturkan bahwa dalam insiden gempa di lima bangunan itu tidak memakan korban jiwa. Hanya saja ada kerugian materi, totalnya sekitar Rp 28 Juta.
Sebelumnya, menurut laporan BMKG, gempa berkekuatan 6,1 M itu tidak berpotensi tsunami. Hampir sebagian wilayah di Provinsi Jawa Timur merasakan guncangan gempa tersebut.
Gempa tersebut berpusat di Samudra Hindia. Tepatnya, 90 kilometer dari sisi selatan pesisir Kabupaten Malang. (fat/fir)
Peristiwa
Info Gempa Terbaru Malang, Tujuh Orang Meninggal, Laporan BNPB
KABARMALANG.COM – Info gempa terbaru di Kabupaten Malang, tujuh orang meninggal dunia. BNPB melaporkan bahwa jumlah korban meninggal terkonfirmasi 7 orang.
Sebelum ini, Kabarmalang.com melaporkan jumlah korban meninggal ada empat. Yaitu, tiga korban di Ampelgading Kabupaten Malang dan satu korban jiwa di Lumajang.
Sekitar pukul 20.00 WIB, BNPB memberi info gempa terbaru di Kabupaten Malang, 7 orang meninggal.
Kemudian, informasi terbaru, identifikasi korban gempa adalah sebagai berikut.
Pertama, Munadi, 85 warga RT 12 RW 03 Desa Wirotaman. Kedua, Imam Santoso, 30 warga RT 31 RW 06 Desa Sidorenggo, dan Hariyeh, 80, warga RT 01 RW 01 Desa Tamansari.
Tiga korban gempa ini berada di Ampelgading. Kemudian, dua orang meninggal di perbatasan Lumajang-Malang bernama Ahmad Fadholi dan Sri Yani, warga Tempurrejo Tempursari.
Setelah itu, ada dua orang meninggal di Kabupaten Lumajang tertimpa reruntuhan rumah akibat gempa. Yaitu H Nasar dan Juwanto, warga Kaliuling, Kecamatan Tempursari.
Saat ini, BPBD maupun BNPB masih berada di lokasi gempa. Petugas terus memonitor lokasi bencana.
Atas kejadian ini, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan duka yang mendalam.
Karena, sejauh ini, sejumlah daerah kabupaten kota yang terdampak. Dan hingga petang ini, ada korban meninggal baik di Lumajang maupun di Kabupaten Malang.
“Ada warga yang meninggal dunia dari Kecamatan Tempursari Kabupaten Lumajang maupun Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang,” ujar Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dalam siaran pers, Sabtu malam (10/4).
“Korban tertimpa longsoran saat gempa terjadi. Dan ada lagi yang menuju Rumah Sakit dalam kondisi terluka,” kata Khofifah.
Sebelum ini, Kabarmalang.com mengabarkan ada empat korban luka, tiga di Malang dan satu di Lumajang.(carep-04/yds)
-
Edukasi4 bulan yang lalu
Server Ujian Down, Mahasiswa UT Sambat
-
Edukasi4 bulan yang lalu
Server Ujian UT Disoroti DPR RI
-
Ekbis1 tahun yang lalu
Pancasila Sebagai Landasan Dasar Negara
-
Hukrim5 bulan yang lalu
Merampok dan Memperkosa, Pria Donomulyo Didor
-
Edukasi4 bulan yang lalu
Komisi X Minta UT Perbaiki Kualitas Server
-
Edukasi4 bulan yang lalu
Penundaan Ujian UT, Ini Kata Warek 3
-
Peristiwa5 bulan yang lalu
Kereta Tanpa Lokomotif Jalan Sendiri Dari Stasiun Malang Kota Baru
-
Ekbis2 tahun yang lalu
Sumber Gentong Buat Ngadem, WSG Pilihan Kuliner