Pemerintahan
Walikota Sutiaji: Klenteng Eng An Kiong Simbol Perajut Umat Beragama

KABARMALANG.COM – Walikota Malang, Sutiaji mengatakan bahwa Klenteng Eng An Kiong sudah tidak asing baginya. Ia sejak dulu sudah sering kesini, untuk sharing masalah-masalah kemanusiaan dan sosial.
Sutiaji teringat pertama kali datang ke klenteng ini saat mengajak pihak klenteng untuk mengadakan 40 hari wafatnya Gus Dur, dan Klenteng Eng An Kiong sebagai lokasinya.
Menurut Sutiaji, itulah simbol yang bisa merajut umat beragama. Hal tersebut diungkapkan Sutiaji saat berkunjung ke Klenteng Eng An Kiong, dalam agenda silaturahmi antar umat beragama oleh Pemkot Malang.
“Jadi, tujuan kami di sini kan, yang namanya kerukunan umat beragama. Kalimatnya kan terdiri dari tiga kata, yakni kerukunan, umat, dan beragama,” ujarnya, Rabu (09/09/2020).
Sesungguhnya, lanjut Sutiaji, tinggal bagaimana kita hidup rukun berdampingan, tidak membedakan antara warna kulit, kepercayaan, dan suku, ketika berada di Indonesia.
Sutiaji pun menyampaikan bahwa bendera kita itu merah putih. Merah itu kemauan dan semangat kita, putih adalah jiwa nurani kita. Itu ada pada setiap manusia. Karena agama ingin menumbuhkan bagaimana yang putih selalu nampak, sehingga tidak ada ego diantara kita masing-masing.
Dalam kegiatan ini juga melaksanakan penyerahan secara simbolis bantuan sepuluh ribu masker dari pihak Klenteng Eng An Kiong kepada Pemkot Malang. (fat/fir)
-
Edukasi3 tahun yang lalu
Server Ujian Down, Mahasiswa UT Sambat
-
Edukasi3 tahun yang lalu
Server Ujian UT Disoroti DPR RI
-
Ekbis4 tahun yang lalu
Pancasila Sebagai Landasan Dasar Negara
-
Hukrim3 tahun yang lalu
Merampok dan Memperkosa, Pria Donomulyo Didor
-
Ekbis4 tahun yang lalu
Sumber Gentong Buat Ngadem, WSG Pilihan Kuliner
-
Peristiwa3 tahun yang lalu
Kereta Tanpa Lokomotif Jalan Sendiri Dari Stasiun Malang Kota Baru
-
Edukasi3 tahun yang lalu
Penundaan Ujian UT, Ini Kata Warek 3
-
Serba Serbi3 tahun yang lalu
Pintu Tol Madyopuro Resmi Beroperasi
Pingback: Perayaan Imlek 2021, Eng An Kiong Ketatkan Prokes, Tiadakan Barongsai
Pingback: Valentine di Masa Pandemi, Cokelat Masih Menjadi Primadona