Connect with us

Peristiwa

Bunuh Diri Wanita Yang Baru Melahirkan Di Malang Berbuntut Panjang

Diterbitkan

,

Bunuh Diri Wanita Yang Baru Melahirkan Di Malang Berbuntut Panjang
Jenazah Siti Chotimah (41) saat dievakuasi oleh jajaran tim SAR dan Tagana. (Foto: Istimewa)

 

KABARMALANG.COM – Bunuh diri wanita di Malang berbuntut panjang. Keluarga korban Siti Chotimah, 41, ragu dengan penyebab kematiannya.

Kabarmalang.com mencoba menghubungi keluarga korban yang menjadi tempat asal korban di Jalan Peltu Sujono, Kelurahan Ciptomulyo, Kecamatan Sukun,

Kholifah, selaku adik korban mengaku bahwa keluarga meragukan kematian wanita itu karena bunuh diri.

“Kalau hanya surat serta sandal yang menjadi barang bukti, apa bisa simpulkan bahwa kakak saya mati karena bunuh diri dengan cara melompat dari jembatan,” ucap Kholifah, Selasa (6/4).

Hanya saja, ketika mendapat pertanyaan lebih jauh terkait rencana keluarga untuk bongkar makam, Kholifah tidak menjawab.

Sebelum ini, dugaan awal, korban melompat ke Sungai Brantas, tepatnya dari jembatan Dam Blobo, perbatasan Desa Ketapang, Kepanjen dengan Desa Sukonolo, Bululawang, pada Kamis (18/3).

Korban yang baru ketemu pada Sabtu (20/3) lalu di Bendungan PJT/PJB Sengguruh, Desa Sengguruh, Kecamatan Kepanjen.

Keluarga menganggap ada sesuatu yang tidak wajar atas kematian korban tersebut. Bahkan, informasinya Senin (5/4) kemarin keluarga mendatangi Polres Malang untuk memohon bongkar makam.

Sehingga, keluarga memberi izin polisi otopsi jenazah korban. Namun dari pihak kepolisian masih belum membenarkan.

“Kami belum mendapat permintaan bongkar makam dari keluarga. Sampai malam ini, juga belum ada informasi masih dari anggota,” ujar Kasatreskrim Polres Malang, AKP Donny Kristian Bara’langi, Selasa (6/4).

Sementara salah satu tetangga korban, Menik Astuti mengaku mendapat informasi bahwa keluarga memang menginginkan otopsi korban.

Informasi itu, menurutnya berasal dari Santi, adik ipar korban melalui grup WhatsApp PKK RT. Menik kemudian menanyakan langsung pada Santi alasan keluarga menginginkan otopsi kembali.

Berdasarkan penuturan Menik, Santi menyebut adanya kejanggalan.

“Santi, adik iparnya bilang ada kejanggalan, kalau pas sebelum penguburan. Katanya kok masih ada gumpalan darah, apa itu karena terbentur,” ujar Menik.

Keluarga menduga luka itu bukan hanya karena benturan saat hanyut di sungai. Namun keluarga ini berspekulasi ada penyebab lain korban meninggal dunia bukan karena bunuh diri.

Menik mengaku melihat dan ikut memandikan jenazah. Sehingga, dia menggambarkan kondisi korban saat itu.

“Saat memandikan (korban), saya melihat kondisi wajah membiru dan kakinya memutih,” katanya.

Tragis Dan Pilu, Wanita Asal Malang Ini Bunuh Diri Dalam Kondisi Hamil.

Sebagai informasi terbaru, Siti Chotimah tidak hamil saat ketemu di Bendungan Sengguruh tanpa nyawa. Tetapi, dia memang baru saja melahirkan bayi kembar dua pekan sebelum kejadian.

Setelah itu, korban hilang dan ketemu di trashrack intake gate areal, bendungan PJT / PJB Sengguruh, Desa Sengguruh, Kecamatan Kepanjen, Sabtu (20/3) pagi.

Saat petugas bendungan menemukan korban, kondisinya telanjang bulat.

Petugas juga mengevakuasi korban yang tersangkut di trashrack bendungan.

Petugas Polsek Kepanjen dan medis Puskesmas Kepanjen melakukan identifikasi awal. Kemudian, petugas membawa korban ke kamar mayat RSSA Malang.

Siti Chotimah merupakan warga asli Jalan Peltu Sujono, Kelurahan Ciptomulyo, Kecamatan Sukun.

Alamat tersebut sesuai yang tertera dalam KTP miliknya.

Dia sendiri menikah dengan Rudi Sudarwanto, 45, warga Dusun Blobo, Desa Sukoraharjo, Kecamatan Kepanjen.

Korban menikah dengan Rudi secara siri. Setelah menikah itu, korban tinggal di rumah Rudi.

Sampai akhirnya, korban melahirkan bayi kembar sekitar 12 hari sebelum melakukan aksi bunuh diri.(im/yds)

Terpopuler

// width=
Marketing Kabarmalang.Com
Aktifkan Notifikasi OK Tidak Terimakasih