Connect with us

COVID-19

Tali Masker Nge-tren Tapi Berbahaya, Ini Kata IDI Malang Raya

Diterbitkan

,

Tali Masker Nge-tren Tapi Berbahaya, Ini Kata IDI Malang Raya
Penggunaan tali pengait masker (Foto: Fathi)

 

KABARMALANG.COM – Tali pengait masker atau strap masker semakin ngetren belakangan ini. Modelnya juga beragam dan semakin fashionable.

Tren ini memudahkan pengguna melepas masker tanpa repot. Misalnya saat makan, minum, dan berolahraga. Pengguna tinggal melepas dan menggantung masker.

Tetapi, masyarakat perlu mengetahui bahayanya. Tali masker memiliki risiko untuk kesehatan pengguna.

Dr Dhelya Widasmara SpKK(K) FINSDV, Humas IDI Malang Raya membenarkan. Dia menjelaskan bahaya tali pengait masker. Tinjauannya adalah perspektif medis.

“Tali masker justru berpotensi menularkan virus covid-19. Bagian luar masker berfungsi menyaring virus, bakteri, kuman. Supaya, tidak terhirup ke saluran pernapasan,” ujar Lala, sapaannya, kepada wartawan, Rabu (3/3).

“Sedangkan, bagian dalam masker berguna menghambat droplet dari mulut,” tambah dosen Fakultas Kedokteran UB tersebut.

Apabila memakai tali masker, maka akan mengenai baju. Padahal masker tidak boleh kontak dengan benda lainnya. Karena, masker harus tetap steril.

“Kuman virus di bagian luar masker bisa terhirup masuk. Baik lewat hidung atau terhisap masuk mulut. Itu jika masker terletak di bawah hidung atau dagu,” jelasnya.

Lala memberikan alternatif lain agar bisa menjaga higenitas masker. Misalnya masyarakat bisa menyiapkan wadah penyimpan khusus.

“Menggunakan tempat khusus masker. Bisa berupa pouch yang steril. Usahakan dalam aktivitas sehari-hari terus menggunakan masker. Tidak sering lepas pakai,” jelasnya staf medik fungsional RSSA tersebut.

Kabar Lainnya : Total 6 Dokter IDI Malang Meninggal Karena Covid-19.

Dia juga menerangkan penggunaan masker yang baik dan benar. Apalagi, saat ini ketersediaan masker medis sudah normal.

Studi terbaru CDC Amerika Serikat menyebutkan manfaat masker ganda. Karena dapat membantu mengurangi risiko paparan covid-19 secara signifikan.

“Penggunaan dua masker sekaligus. Yakni masker bedah dan masker kain. Secara bersamaan dapat memblokir sekitar 83% partikel,” terang Lala.

Selain itu, hasil studi membuktikan efektivitas masker ganda. Masker kain harus berposisi di atas masker bedah. Supaya, lebih dari 95% partikel menular terhalangi.

“CDC tidak merekomendasikan penggunaan dua masker medis. yaitu melapisi masker medis dengan masker medis lainnya,” ucap dokter yang juga penulis buku itu.

Masker medis sekali pakai tidak untuk menutupi wajah secara maksimal. Penggunaan masker bedah ganda tidak dapat menambah keamanan.

“CDC juga tidak menyarankan penggunaan masker dobel KN95. Atau masker respirator N95 yang sudah ketat,” tambahnya.

Menurut Lala, pemakaian satu lapis masker KN95 sudah cukup efektif. Sehingga tidak perlu ada lapisan masker lagi.

Lala berpesan kepada masyarakat agar tetap berpikiran positif. Selama menerapkan prokes 5 M, maka pandemi ini bisa terlewati bersama.

“Sayangi orang-orang di sekitar kita. Karena pandemi ini adalah tanggung jawab bersama. Ini adalah bentuk perjuangan di era milenial,” pesannya.

“Gunakanlah masker, kapanpun dan di manapun. Kalau bukan kita siapa lagi. Kalau bukan sekarang, kapan lagi,” tutup Lala.(fat/yds)

Advertisement Gempur Rokok Ilegal Bea Cukai Malang
Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

// width=
Marketing Kabarmalang.Com
Aktifkan Notifikasi OK Tidak Terimakasih