Connect with us

Edukasi

UMM Latih Guru Menulis dan Terbitkan Buku

Diterbitkan

,

Pelatihan menulis buku bagi guru sekolah Muhammadiyah di Malang Raya, secara daring oleh dosen UMM (istimewa)

 

KABARMALANG.COM – Tiga dosen UMM, yakni Widiya Yutanti, Nurudin dan Muhammad Kamil, menginisiasi pelatihan menulis buku bagi guru sekolah Muhammadiyah di Malang Raya.

Pelatihan diadakan secara daring, bentuk kerjasama UMM dengan Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Malang, Sabtu (5/12).

Pelatihan dihelat secara gratis. Sekitar 31 guru dari sembilan sekolah Muhammadiyah di Malang Raya ikut serta dalam program ini.

Hasil pelatihan menulis tersebut adalah membuat artikel pengalaman guru mengajar di era pandemi dan akan dibukukan.

“Kami mengambil langkah kongkrit dengan melatih guru-guru menulis karena menyadari betapa pentingnya dunia literasi,” ujar Widiya Yutanti, Koordinator Tim Pengabdian, Ahad (6/12).

Widiya mengatakan masih jarang dilakukan pengabdian masyarakat dalam bentuk pelatihan ketrampilan menulis yang berguna bagi masyarakat.

“Untuk itu kami terpanggil melakukannya. Hasil buku tidak saja membanggakan para guru tetapi juga sekolah Muhammadiyah tempat para guru mengajar. Ini akan menjadi branding penting pula bagi sekolah,” jelasnya.

Hadirkan Pembicara Berpengalaman di Dunia Literasi

Untuk memotivasi peserta, didatangkan pembicara dari dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Fajar Junaedi.

Fajar dikenal sebagai dosen yang berpengalaman dalam mengawal dan memotivasi guru sekolah dalam menulis buku.

Fajar menekankan bahwa menulis menjadi pilihan penting bagi guru di era pandemi ini. Tiadanya waktu dihabiskan di kelas membuat mereka tertantang untuk kreatif.

“Kita tidak usah serius-serius menulis. Menulis pengalaman saja saat pembelajaran daring. Semua guru tentu punya pengalaman. Pengalaman itu tentu berguna bagi orang lain,“ terang Fajar.

Fajar juga memberikan kiat menulis sampai diterbitkan dengan memberikan modul bagaimana menulis yang bisa menjadi sebuah buku.

“Menulis sebuah tradisi yang harus diberikan teladan oleh para guru. Karena setiap hari guru bergelut di bidang ilmu dan tulisan,” jelasnya.

Menurut Fajar, tulisan-tulisan para guru tersebut akan menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang.

“Sekolah sebagai amal usaha Muhammadiyah layak memberikan contoh kongkrit. Kita tak lagi hanya mengandalkan omongan. Tetapi saatnya menulis. Ini tradisi yang harus dilestarikan,” tutupnya. (fat/fir)

 

Advertisement
Advertisement

Terpopuler