Connect with us

Serba Serbi

Digitalisasi Menjadi Isu Penting Dalam Kepemimpinan Politik

Diterbitkan

,

Wawan Sobari, Phd. Akademisi FISIP UB

 

KABARMALANG.COM – Pilkada semakin dekat, mulai muncul forum-forum dialog untuk membahasnya. Seperti yang diadakan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Univeritas Brawijaya (FISIP UB) berkolaborasi dengan Malang Development Watch, melalui webinar online yang bertajuk Literasi Pembangunan Malang Raya.

Ditayangkan via aplikasi zoom dan streaming youtube. Menghadirkan Wawan Sobari, Phd, selaku dosen FISIP UB. Ia memberi pandangan terkait kepemimpinan politik dan tantangan pembangunan Kabupaten Malang 2020-2025.

“Maka ke depan apa yang penting dilakukan adalah berpikir bahwa menjalankan kepemimpinan politik itu tidak hanya dari dalam konteks melihat segala sesuatu dari aspek masalah, tetapi dari konteks kesempatan,” ujar Wawan, Sabtu (29/08/2020).

Ini adalah yang menjadi tantangan ke depan, siapapun yang terpilih. “Karena kebetulan saya mengajar politik kreatif, dan ini berkaitan erat dengan teori kepemimpinan politik,” sambungnya.

Wawan melanjutkan bahwa di dalam prakteknya, ada tiga hal yang mengarahkan tindakan dan dampak politik dari seorang pemimpin politik, yakni tindakan rasional, kapasitas objektif, dan interaksi konteks dan kapasitas.

Tetapi di sisi lain juga pemimpin harus mengakomodasi kepentingan pendukung untuk mempertahankan sokongan politik. “Saya meneliti tentang kenapa incumbent bisa menang kembali dan kenapa incumbent itu bisa kalah di dalam pilkada berikutnya. Itu salah satu faktor yang berpengaruh adalah rivalitas,” ucapnya.

Bagaimana seorang kepala daerah itu juga harus diribetkan dengan mempertahankan sokongan politik tadi, bagaimana melakukan manajemen oposisi dan manajemen dukungan, itu yang lebih berat dari kepemimpinan politik.

“Tantangan kepemimpinan politik daerah ke depan tadi, kalau saya lihat di Kabupaten Malang, adalah kesenjangan, kemudian digitalisasi, dan tadi sudah coba diselesaikan. Kemudian yang terakhir adalah isu pembelahan politik,” jelasnya.

Wawan beranggapan, dalam teori politik digital dan teori ilmu politik terbaru mengatakan bahwa kehidupan kolektif warga itu sekarang sudah tidak lagi ditentukan sekadar oleh negara, masyarakat sipil, dan pasar.

“Tetapi sekarang yang menentukan adalah sistem digital yang sangat kuat menentukan kehidupan kolektif. Ini yang penting kemudian ditangkap oleh warga. Isu yang menjadi penting, di dalam politik digital di masa sekarang dan depan adalah isu tentang kekuasaan, kebebasan, demokrasi, dan keadilan sosial,” ungkapnya.

Menurut Wawan, politik kreatif kemudian menjadi penting, untuk menjadi paradigma berpikir kepemimpinan politik ke depan terutama di Kabupaten Malang, dengan banyak faktor kesempatan yang ada.

“Tetapi lebih dari itu adalah creative thinking kemudian lebih tepat lagi design thingking. Tadi saya lihat dengan gagasan-gagasan dan sudah ada akronim-akronimnya sangat menarik. Itu mudah-mudahan mencerminkan kapasitas creative thinking dan design thinking dari seorang pemimpin politik,” pungkasnya. (fat/fir)

 

Advertisement Gempur Rokok Ilegal Bea Cukai Malang
2 Comments

2 Comments

  1. Pingback: Isu Separatis Susupi Demo Hari Perempuan Internasional Di Malang

  2. Pingback: Sutiaji Dorong ASN Naik Level Di Pelatihan Kepemimpinan Pengawas

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

// width=
Marketing Kabarmalang.Com
Aktifkan Notifikasi OK Tidak Terimakasih