Connect with us

Politik

Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah Edukasi Warga tentang Stunting

Diterbitkan

,

Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Basarah memberikan edukasi kepada warga tentang pencegahan stunting. (foto istimewa)

 

KABARMALANG.COM – Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Basarah memberikan edukasi kepada warga tentang pencegahan stunting.

Sabtu (20/8/2022). Kegiatan ini di laksanakan di Pos Paud Mentari, Jalan Selorejo No.26D, RW08 Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.

Ahmad Basarah tidak datang sendiri, dengan dampingi Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika dan Ketua Komisi D DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani.

“Stunting itu, bukan hanya masalah pemerintah saja, itu juga masalah kita bersama,” ujar Ahmad Basarah, Sabtu (202/8/2022).

Oleh karena itu, kata Ahmad Basarah, penanganannya harus bersifat komperhensif, menyeluruh, melibatkan semua pihak yang bertanggungjawab atas pencegahan stunting.

Sehingga baik dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi hingga pemerintah kabupaten/kota itu harus bekerjasama.

“Melakukan penyuluhan kepada masyarakat, memulai dari Ibu-ibu hamil, melahirkan sampai usia balita dan anak itu tumbuh,” terangnya.

Oleh karena itu, lanjut AB sapaan akrabnya Ahmad Basarah, para pihak yang bertanggungjawab terhadap pengembangan SDM ini, baik itu kementerian perempuan dan anak.

Kemudian, semua pemerintah pusat dan daerah harus bergandengan tangan, terutama dalam memberikan informasi adanya potensi masyarakat yang berpotensi terjadinya stunting.

“Saya kira rumusnya adalah kerjasama, gotong-royong yang menyeluruh, saling bersinergi antara pemerintah pusat, daerah dan antar sektor dan juga masyarakat juga ikut membantu melalui pengaktifan Posyandu,” pungkas AB.

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika menyampaikan akan mendorong pemerintah untuk melakukan pencegahan melalui edukasi secara masif dan berkelanjutan melibatkan Posyandu.

“Ini yang harus di tangani, jangan sampai ada anak yang di nyatakan stunting di era sekarang ini,” ujarnya.

Hal ini menjadi gerakan nasional untuk di atasi. Menurut Made, poin utamanya adalah, membangun komitmen dengan OPD. Jangan sampai sudah ada rekomendasi tapi tidak masuk di program masing-masing perangkat.

“Bukan tugasnya Dinas Sosial atau Dinas Kesehatan saja untuk menurunkan angka stunting. Jadi langkah-langkahnya ada yang bersifat preventif maupun intervensi,” jelas Made.

Di tempat yang sama, Amithya Ratnanggani mengatakan selain serapan aspirasi AB yang berdialog bersama ibu-ibu dan juga kader-kader posyandu.

Ada sedikit ilustrasi, atau sosialisasi tentang stunting pencegahannya. dan juga strateginya seperti apa yang sangat mudah di lakukan paling tidak Ibu-ibu yang berada di bawah naungan menjadi anggota PKK dan Dasawisma.

“Sehingga, mereka bisa melakukan inovasi tersendiri di sesuaikan dengan kondisi yang ada di wilayah masing-masing,” terangnya.

Bagian dari kegiatan hari ini, kata Mia, juga ada penyerahan, contoh makanan sehat yang sesuai dengan kriteria yang telah menjadi pakem untuk makanan sehat bagi balita atau anak-anak.

Di katakan Mia, Pemerintah Kota Malang berkomitmen untuk melakukan upaya percepatan pencegahan stunting.

Sejalan dengan visi misi Pemkot, Anggota FPDIP ini juga berkomitmen untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, kesehatan dan layanan dasar lainnya bagi semua warga.

Menurutnya, penanganan dan pencegahan stunting harus di dukung oleh seluruh jajaran perangkat daerah di Pemkot Malang ini.

“Dari Pemerintah Kota sendiri sudah mempunyai tim percepatan penurunan stunting. Tapi sayangnya baru di bentuk hari ini,” bebernya.

“Sehingga pergerakannya kurang masif. Karena masih tidak lintas sektoral, jadi belum adanya koordinasi antar sektoral,” sambungnya.

Padahal sebetulnya stunting itu intervensinya ada dua, lanjut Mia, ada yang sensitif dan ada yang strategis. Kalau untuk yang sensitif ini lebih banyak dilakukan oleh pemerintah, karena di sana ada unsur lintas sektoral dari pemerintah.

“Tetapi yang strategis ini dari masing-masing stakeholder yang ada di masyarakat. Jadi pemkot sendiri sudah mengupayakan hanya belum terkoordinasi sebelum tahun 2022,” ucapnya.

Mia berharap dengan adanya tim percepatan penurunan stunting ini kerjanya lebih terstruktur lagi. Lebih terkoordinasi bisa memecahkan atau memetakan masalah-masalah yang ada di masing-masing wilayah.

“Karena penyebab stunting di masing-masing wilayah belum tentu sama,” kata Mia. (tik/fir)

Terpopuler

WeCreativez WhatsApp Support
Marketing Kabarmalang.Com