Connect with us

Pemerintahan

Kreasi Difabel Dipamerkan Di Musrenbang TSP Kota Malang

Diterbitkan

,

Kreasi Difabel Dipamerkan Di Musrenbang TSP Kota Malang
Sutiaji, Wali Kota Malang menghampiri pameran UMKM dari penyandang disabilitas. (foto : ist)

 

KABARMALANG.COM – Pesan penguatan pembangunan inklusif menjadi isu strategis saat ini di Kota Malang.

Pemkot Malang pun terus membangunnya dalam berbagai kegiatan. Salah satunya melalui sajian ruang kreasi disabilitas dalam bazaar produk UMKM.

Bazaar UMKM dari difabel itu mewarnai event Musyawarah Perencanaan Pembangunan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Musrenbang TSP) oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).

Deretan meja pameran produk UMKM di depan aula lantai 4 Mini blok office Balai Kota Malang memamerkan sejumlah karya.

Antara lain pernak pernik cantik, kerajinan tas, hingga makanan olahan dari Rumah Kreatif Disabilitas.

Wali Kota Malang, Sutiaji selepas menghadiri Musrenbang TSP menyempatkan diri meninjau stan UMKM.

Dia sangat mengapresiasi semangat para penyandang disabilitas Kota Malang untuk terus berkarya.

“Teruslah berkarya, ubah keterbatasan menjadi kelebihan. Inshaallaah kita dukung terus,” pesan pria berkacamata tersebut.

Indria Sari, penggagas Rumah Kreatif Disabilitas (RKD) Jalan Vinolia, Jatimulyo, menjelaskan soal awal mula berdirinya UMKM ini.

Dia dan rekan-rekannya memulai inisiatif pemberdayaan tersebut atas dasar keinginan membantu adik-adik penyandang disabilitas yang telah lulus sekolah.

Karena, dia ingin agar penyandang disabilitas semakin mandiri dalam menatap masa depan mereka dengan optimis.

“Awalnya cuma dua kali seminggu kami berkumpul (pelatihan). Ternyata peminat semakin banyak. Sehingga sekarang hampir setiap hari kami lakukan,” ujar perempuan berhijab tersebut.

Dua tahun berselang semenjak peluncuran pada 12 April 2019, Rumah Kreatif Disabilitas Indri mampu mendampingi 25 orang penyandang disabilitas di Kota Malang.

Karakternya pun beragam. Mulai penyandang tuna wicara, grahita, rungu hingga tuna daksa turut bergabung.

RKD mengajarkan aneka keterampilan. Yaitu laundry sepatu, karya tangan, konveksi dan jahit serta tata boga.

Mereka memakai metode yang adaptif terhadap karakteristik disabilitas yang disandang peserta.

Metode ini semakin simpatik karena pendamping juga banyak dari sesama disabilitas.

“Dengan kebersamaan, peserta jadi lebih terbuka dan tidak malu bertanya,” ungkap Indri tentang metode pendampingan di RKD.

Kebahagiaan sesama disabilitas tentu menjadi asupan semangat bagi Indri. Terlebih, banyak pihak tergerak untuk turut menjalin kemitraan dengan RKD.

Kabar Lainnya : KPU Pastikan Penyandang Disabilitas Bisa Nyoblos.

Contohnya, pelatihan dan peluang pameran yang dihadirkan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AP2KB).

Lalu, pengabdian masyarakat oleh Universitas Brawijaya, kerjasama dengan Mitra Kunci dan Balai Latihan Kerja, serta pendampingan dari USAID Jawa Timur.

“Alhamdulillah belum lama ini, kerja keras temen-temen mendapat penghargaan pula dengan predikat Juara 2 Anugerah Inklusi Award Jawa Timur,” pungkas Indri dengan wajah berbinar.

Susi, salah satu anggota RKD asal Sukun mengaku terbantu dengan adanya UMKM dan tempat pelatihan ini.

Satu tahun lalu, Susi masih hidup normal. Tetapi, sebelas bulan lalu ia terpaksa merelakan kakinya.

Dokter mengamputasi kakinya karena terkena gigitan ular berbisa.

Mulanya, Susi pun depresi dan stres. Tetapi, berkat RKD, dia bisa bangkit.

“Jujur saya masih ada rasa malu dengan teman-teman lama. Tapi alhamdulillah di RKD saya bisa berkumpul dan saling memotivasi”, terang Susi.(carep-04/yds)

Terpopuler

// width=
Marketing Kabarmalang.Com
Aktifkan Notifikasi OK Tidak Terimakasih