Edukasi
Jurnalis Kabarmalang Mengajar, Datangi Almamater SMAN 1 Turen
KABARMALANG.COM – Jurnalis Kabarmalang.com bergabung dalam gerakan Jurnalis Mengajar dalam peringatan hari guru nasional, oleh forum jurnalis Malang, Kamis (25/11).
Kebetulan, jurnalis Kabarmalang.com, Yudistira Satya Wira Wicaksana, merupakan alumnus SMAN 1 Turen dan memberikan materi soal jurnalistik.
Sehingga, mulai pukul 10.00 sampai sekitar pukul 11.00 WIB, perwakilan kelas 10, 11 dan 12 dari SMAN 1 Turen, menjadi peserta Jurnalis Mengajar.
Wakil Kepala Bidang Humas SMAN 1 Turen, Damiran sekaligus guru olahraga, bersama Ahmadi, yang juga guru matematika, menyebut bahwa feedback dari peserta baik.
“Jumlah peserta 95 siswa, dan feedback dari mereka baik. Karena, siswa aktif memberi pertanyaan,” ujar Damiran usai paparan materi.
Kabar Lainnya : Internet Merdeka 10 GB Telkomsel Support Pembelajaran Selama Pandemi.
Dalam Jurnalis Mengajar, sejumlah siswa turut aktif memberi pertanyaan terhadap pemateri.
Misalnya, dilematika wartawan di lapangan ketika melihat ada orang mengalami kecelakaan.
Apakah wartawan harus meliput atau menolong orang kecelakaan tersebut terlebih dahulu merupakan pertanyaan yang muncul dari salah satu siswa.
Lewat pertanyaan ini, para siswa mengetahui sebuah jargon yang populer di kalangan wartawan Indonesia.
Yakni, tidak ada berita seharga nyawa. Sehingga, pilihan wartawan ketika melihat ada orang kecelakaan di depan mukanya, adalah terlebih dahulu memberi pertolongan.
Sementara, perbandingan pilihan sikap wartawan adalah fotografer pemenang Pulitzer 1994, Kevin Carter.
Dia berhasil mengambil foto berupa burung pemakan bangkai yang sudah mengintai balita busung lapar di Sudan yang terduduk di tengah padang gurun. Ini terjadi tahun 1993.
Fotografer Kevin Carter menerima penghargaan atas foto tersebut. Tetapi, tahun 1994 dia bunuh diri. Dia meninggalkan wasiat yang menyebut dia dihantui bayangan bayi-bayi kelaparan di Sudan.
Dalam materi, para siswa SMAN 1 Turen juga mendapatkan pengetahuan dasar soal 5W 1H, piramida terbalik, hingga wartawan di era media sosial.
Pemateri membedah soal kasus penganiayaan terhadap anak SD yang terjadi di Kota Malang belakangan.
Informasi yang awalnya berpotensi menjadi hoaks, berubah menjadi berita yang terverifikasi, valid dan menggemparkan.
Karena, peristiwa penganiayaan itu awalnya tersebar di grup WhatsApp yang sulit mendapatkan validasi.
Tetapi, dengan melakukan konfirmasi, wartawan mengubah info tersebut menjadi berita yang tidak hoaks, dan dapat dipertanggungjawabkan validitasnya.
Selain ini, peserta Jurnalis Mengajar, juga mendapatkan pengetahuan tentang bahaya menyebarkan hoaks lewat media sosial yang merupakan pelanggaran terhadap UU ITE.
Jurnalis Mengajar ini menghadirkan 20 jurnalis dari berbagai media, baik cetak, radio, televisi maupun online untuk mengajar di sekolah-sekolah di Malang.
Fokus utama Jurnalis Mengajar, adalah membagikan wawasan soal menangkal hoaks terhadap para siswa.
Jurnalis Mengajar oleh Tugu Media Group ini mendapat dukungan dari PT Foxstars Internasional Pudjihartono Investment Group, BNI, PT Beton Indotama Surya, PT Conbloc Indonesia Persada, PLN dan Smartfren.(carep-04/yds)
- Edukasi3 tahun yang lalu
Server Ujian Down, Mahasiswa UT Sambat
- Edukasi3 tahun yang lalu
Server Ujian UT Disoroti DPR RI
- Ekbis4 tahun yang lalu
Pancasila Sebagai Landasan Dasar Negara
- Hukrim3 tahun yang lalu
Merampok dan Memperkosa, Pria Donomulyo Didor
- Ekbis5 tahun yang lalu
Sumber Gentong Buat Ngadem, WSG Pilihan Kuliner
- Peristiwa3 tahun yang lalu
Kereta Tanpa Lokomotif Jalan Sendiri Dari Stasiun Malang Kota Baru
- Edukasi3 tahun yang lalu
Penundaan Ujian UT, Ini Kata Warek 3
- Serba Serbi4 tahun yang lalu
Pintu Tol Madyopuro Resmi Beroperasi