Connect with us

Kabar Batu

Banjir Bandang Kota Batu, Kebun Semusim Dituding Jadi Penyebab

Diterbitkan

,

Banjir Bandang Kota Batu, Kebun Semusim Dituding Jadi Penyebab
Zoom press conference hasil penelusuran BNPB terkait penyebab banjir bandang kota batu. (foto : tangkapan layar)

 

KABARMALANG.COM – BNPB merilis sejumlah data pengamatan dari pencitraan udara dan susur lokasi secara langsung terkait penyebab utama banjir bandang Kota Batu.

Abdul Muhari PhD, Pusat Data Informasi Dan Komunikasi Kebencanaan BNPB dalam live zoom bersama Pemkot Batu, Sabtu (6/11), menuding kebun semusim sebagai salah satu penyebab banjir bandang.

“Di hilir di sepanjang bantaran sungai, banyak kebun-kebun semusim yang berada di lereng tebing sungai. Ketika hujan intensitas tinggi, kebun seperti meleleh. Akar dari sayuran tanaman semusim tidak mengikat tanah, tanah jadi turun ke bawah,” kata Muhari.

Selain itu, penyebab kedua terletak di hulu. BNPB menyebut ada persoalan minimnya vegetasi dengan akar yang kuat. Sehingga, ketika ada terjangan air intensitas tinggi, terjadi scratch.

“Ada sekitar 7 punggungan (di hulu), karena tidak terlindungi vegetasi akar yang kuat. Saat hujan intensitas tinggi, terjadi scratch, dan menjadi bendung alam aliran sungai,” katanya.

Ketika terjadi demikian dan debit air tinggi, bendung alam itu tidak kuat dan hancur. Bendung alam itu juga jebol dan membawa material turun ke bawah.

Sehingga, terjadi banjir bandang seperti yang terjadi di Kota Batu.

“Yang turun ke bawah bukan cuma pasir longsoran tebing, tetapi juga vegetasi dan pohon,” ujarnya.

Meski demikian, pertanyaan wartawan kepada BNPB dan Pemkot Batu terkait alih fungsi lahan sebagai penyebab banjir bandang tidak terjawab secara lugas dan terkesan normatif.

“Ini berdasarkan fakta dan penelusuran kami di lapangan. Faktanya seperti ini,” tambahnya.

Sementara itu, dari opini publik yang ada, banjir bandang terjadi karena deforestasi dan alih fungsi lahan.

Banjir yang memakan 7 nyawa ini sendiri terjadi tak lama setelah Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar mencuit di Twitter bahwa pembangunan tidak boleh berhenti atas nama deforestasi dan emisi karbon.

“Pembangunan besar-besaran era Presiden Jokowi tidak boleh berhenti atas nama emisi karbon atau atas nama deforestasi,” kicaunya di @sitinurbayaLHK.(carep-04/yds)

Terpopuler

// width=
Marketing Kabarmalang.Com
Aktifkan Notifikasi OK Tidak Terimakasih