Connect with us

Edukasi

Spectra Teknik Sipil ITN Malang Moncer Di Kejuaraan Nasional

Diterbitkan

,

Spectra Teknik Sipil ITN Malang Moncer Di Kejuaraan Nasional
Tim Spectra Teknik Sipil ITN Malang berkibar di dua kejuaraan maket jembatan tingkat nasional. (foto : ist)

 

KABARMALANG.COM – Tim Spectra Teknik Sipil ITN Malang moncer dalam dua kejuaraan nasional yang terselenggara baru-baru ini.

Pertama, dua tim Spectra Teknik Sipil ITN Malang meraih juara 1 dan juara 4 di Balsa Bridge Competition Siliwangi Civil Engineering Creativity & Expo 2021 Universitas Siliwangi.

Tim Spectra Faiz, meraih juara 1 dalam perlombaan ini. Mereka terdiri dari Zabel Awalia, semester 5, Agni Pembayun Habib Junaidi, semester 3, Riska Nanda Sintya Dewi, semester 3.

Sementara, tim Spectra Pascal peraih juara 4, terdiri dari Adam Fahrizal Aulia, semester 3, Adam Firdaus Syaifullah, semester 3. serta Muhammad Reza Darussalam, semester 3.

Kemudian, tim Spectra Achilles, meraih juara kategori jembatan terekonomis dalam Lomba Maket Jembatan ICEF (Indonesian Civil and Environmental Festival) IPB 2021.

Tim ini, terdiri dari Agni Pembayun Habib Junaidi, semester 3, Riska Nanda Sintya Dewi, semester 3, serta Vandrew Prananda Manginte, semester 3.

Ketiga tim ini berada dalam arahan dosen pembimbing Hadi Surya Wibawanto, ST, MT.

Riska Nanda Sintya Dewi, anggota Spectra Faiz menyebut, mereka membuat maket jembatan rangka dari kayu balsa, seberat 26,9 gram.

“Maket jembatan ini bisa menahan beban maksimal 48, 8 kilogram. Sementara, maket jembatan tim juara 2 dari Unej Jember bisa menahan beban 35 kilograman,” ujar Riska kepada wartawan, di ruang Humas ITN Malang, Selasa (26/10).

Juara 3 sendiri berasal dari tim Teknik Sipil UMM. Hasil ini mengantar tim Spectra Faiz Teknik Sipil ITN Malang sebagai jawara dalam kompetisi tersebut.

Untuk meraih hasil ini, mereka telah melakukan pengujian beban sebanyak tiga kali dan penyusunan desain jembatan kerangka.

Kabar Lainnya : ITN Juara Lomba Gambar Teknik Tingkat Nasional.

Berbekal pengalaman dari kompetisi sebelumnya, tim Spectra Faiz mampu memaksimalkan desain sehingga meraih juara pertama.

Agni menyebut, kekuatan utama dari maket buatan Spectra Faiz adalah daya dorong dari struktur atas. Selain itu, Spectra Faiz juga memiliki teknik tersendiri dalam mengelem kayu balsa tersebut.

Ke depan, hasil positif ini tidak serta merta membuat mereka puas. Karena, tim Spectra Faiz juga sedang mempersiapkan diri untuk ikut kompetisi lagi. Yaitu kompetisi di UPS Tegal, Unej dan Unisma.

Sementara itu, tim Spectra Pascal, meraih banyak pengalaman berharga dalam kompetisi di Universitas Siliwangi ini.

Spectra Teknik Sipil ITN Malang saat pengujian beban maket jembatan untuk kejuaraan. (foto : ist)

Mereka baru kali pertama terjun di kompetisi. Sehingga, hasil juara 4 bukanlah hasil yang buruk.

Meski demikian, mereka tetap ingin memperbaiki diri dan mengevaluasi hasil maket jembatan mereka.

Adam Fahrizal Aulia, anggota Spectra Pascal menyebut, persoalan utama muncul dari pengeleman maket jembatan.

“Kami pikir sudah cukup untuk penggunaan lem, ternyata hasil pengujian di lomba di luar ekspektasi kami. Padahal, sebelum mengirim maket, kami sudah trial juga,” ujar Adam.

Dia menyebut, hasil trial sebelum pengiriman maket kepada panitia lomba, jembatan buatan Spectra Pascal bisa menahan beban sampai 35 kilogram.

Karena itu, hasil ini akan menjadi pelecut semangat untuk memperbaiki performa mereka di kompetisi berikutnya.

Kemudian, tim Spectra Achilles, meraih juara kategori jembatan terekonomis dalam Lomba Maket Jembatan ICEF (Indonesian Civil and Environmental Festival) IPB 2021.

ITN Malang juga menjadi satu-satunya tim swasta, di antara para finalis yang berasal dari PTN.

Kabar Lainnya : UMM Beri Kompensasi Uang Kuliah saat Pandemi Corona.

Vandrew Prananda Manginte, anggota tim Spectra Achilles mengatakan, maket buatan mereka memiliki panjang 31,6 sentimeter, lebar 5,8 sentimeter dan tinggi 11,6 sentimeter.

“Kami meraih kategori jembatan terekonomis, karena pembuatannya membutuhkan biaya minim, yaitu 14 ribu rupiah,” ujarnya.

Dengan perhitungan yang tepat, mereka mampu menciptakan maket jembatan yang kuat tapi memakan biaya sedikit.

“Berat maket kami 20 gram, dengan bobot maksimal 44,48 kilogram. Rincian biaya, harga lem Rp 7000, harga kayu Rp 7000,” ujarnya.

Meski telah menuai hasil, Vandrew mengaku masih penasaran dengan rasanya menjadi juara 1 kompetisi.

Sehingga, dia siap memakai hasil kompetisi di IPB ini untuk memperbaiki performa tim Spectra Achilles di kompetisi berikutnya.

Saat berkompetisi di IPB, ITN Malang bersaing dengan 40 tim, seperti ITS, UNY dan lainnya.(carep-04/yds)

Terpopuler

// width=
Marketing Kabarmalang.Com
Aktifkan Notifikasi OK Tidak Terimakasih