Pemerintahan
Daerah Aliran Sungai Di Malang Perlu Perubahan Pengelolaan

KABARMALANG.COM – Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Malang membutuhkan perubahan pengelolaan.
Karena Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB) mendapati adanya perubahan fungsi Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Malang.
Prof Ir Kurniatun Hairiah PhD dari FP UB menjelaskan, saat ini terjadi perbedaan dalam pengelolaan kawasan DAS khususnya di Kabupaten Malang.
“30 tahun lalu berbeda dengan saat ini. Mulanya DAS hanya untuk sebagai lahan pertanian. Sementara, sekarang tidak hanya untuk pertanian tapi juga peternakan, pengairan, bahkan ekowisata,” katanya, dalam keterangan pers, Rabu (29/9).
Kemarin, Selasa (28/9), kalangan akademisi, Pemkab Malang, Perhutani dan masyarakat Desa Tawangargo dan Desa Ngenep memang bertemu dalam Lokakarya untuk membahas DAS.
Prof Kurniatun menyebut, pergeseran penggunaan lahan terjadi karena adanya perubahan gaya hidup masyarakat kota.
Sehingga membutuhkan luasan lahan yang cukup besar. Tidak hanya untuk pangan atau pertanian tapi juga pelayanan lingkungan.
“Masyarakat butuh udara bersih. Apalagi gaya hidup masyarakat kota datang ke desa-desa cari udara udara bersih. Sehingga, jadilah pasar ekowisata,” terangnya.
Kemudian, ada yang membangun tempat wisata di sekitar DAS seperti gaya-gaya Korea, Jepang dan Belanda.
“Sehingga orang berdatangan. Wisatawan lokal menyukai ini,” katanya.
Kabar Lainnya : Dua Tahun Citarum Harum, Kualitas Air DAS Membaik.
Oleh karena itu, Prof Kurniatun mengatakan penggunaan lahan yang berbeda juga akan berbeda pengaruh dan pengelolaannya.
“Sehingga harus berhati-hati terhadap dampaknya terhadap faktor sosial, ekologi, dan budayanya pada masyarakat,”kata Prof Kurniatun.
Pengolahan DAS tidak hanya membutuhkan keterlibatan sektoral. Tetapi juga keterpaduan dari departemen kehutanan, pertanian, perguruan tinggi, pemerintah daerah serta masyarakat desa.
“Hal ini yang harus kita pikirkan solusinya. Bagaimana agar semua sama sama mendapat manfaat,” katanya.
Sementara itu, Ketua Jurusan Tanah Syahrul Kurniawan SP MP PhD mengatakan pengelolaan multifungsi lanskap skala DAS ke depan bisa menjadi laboratorium lapangan bagi mahasiswa untuk belajar apa saja.
Hal ini merupakan implementasi merdeka belajar yang tidak hanya di kelas saja namun juga praktek di lapangan.
“Sehingga mahasiswa mempunyai wawasan komprehensif yang bisa menambah nilai poin pada saat melamar pekerjaan,” katanya.
Sementara, Bupati Malang HM Sanusi menjelaskan tentang potensi kabupaten Malang dalam bidang kesehatan, perekonomian dan pariwisata, kehutanan, perikanan dan pertanian.
“Dalam bidang kesehatan nantinya akan kami bangun beberapa rumah sakit besar dan bertaraf internasional,” ujarnya.
“Sedangkan dalam bidang pariwisata ada beberapa sektor yang bisa kita kembangkan. Seperti kawasan Bromo Tengger Semeru, Wilayah Pantai Malang Selatan,” tutupnya.(carep-04/yds)
-
Edukasi3 tahun yang lalu
Server Ujian Down, Mahasiswa UT Sambat
-
Edukasi3 tahun yang lalu
Server Ujian UT Disoroti DPR RI
-
Ekbis4 tahun yang lalu
Pancasila Sebagai Landasan Dasar Negara
-
Hukrim3 tahun yang lalu
Merampok dan Memperkosa, Pria Donomulyo Didor
-
Ekbis4 tahun yang lalu
Sumber Gentong Buat Ngadem, WSG Pilihan Kuliner
-
Peristiwa3 tahun yang lalu
Kereta Tanpa Lokomotif Jalan Sendiri Dari Stasiun Malang Kota Baru
-
Edukasi3 tahun yang lalu
Penundaan Ujian UT, Ini Kata Warek 3
-
Serba Serbi3 tahun yang lalu
Pintu Tol Madyopuro Resmi Beroperasi