Connect with us

COVID-19

Klaster Bhakti Luhur Ada Difabel, Sutiaji Minta Penanganan Khusus

Diterbitkan

,

Klaster Bhakti Luhur Ada Difabel, Sutiaji Minta Penanganan Khusus
Wali Kota Malang, Sutiaji saat meninjau Yayasan Panti Asuhan Bhakti Luhur Kota Malang (Foto: Fathi)

 

KABARMALANG.COM – Wali Kota Malang, Sutiaji meninjau klaster Panti Asuhan Bhakti Luhur, Rabu (3/3). Sebelumnya, Senin (1/3) lalu, 170 penghuninya positif tes swab antigen.

Dari 170 orang positif tersebut ada 85 pengasuh. Kemudian, 85 anak berkebutuhan khusus atau difabel.

Selanjutnya, 154 penghuni menjalani isolasi mandiri dalam panti asuhan. Sementara, 16 orang lainnya masuk RS Lapangan Idjen Boulevard.

Sutiaji berkomunikasi dengan pengurus Yayasan Panti Asuhan Bhakti Luhur. Dia juga meninjau sarana pra sarana isoman di panti asuhan tersebut.

Kabar Lainnya : Omah Difabel, Rumah Berdaya Ekonomi Difabel.

Sutiaji memastikan proses isoman sudah sesuai SOP protokol covid-19. Begitu juga dengan sarana pra sarana yang tersedia.

“Ada lapangannya, ada cara memberikan asupan makan juga. Insyaallah Dokter Totok yang bertanggung jawab. Terutama berkaitan dengan penghuni panti asuhan,” ujar Sutiaji kepada wartawan, di Bhakti Luhur, Rabu (3/3).

Menurutnya, isolasi mandiri anak berkebutuhan khusus perlu treatment spesial. Sehingga tidak semua difabel ke RS Lapangan.

“karena ada yang harus mapah (red:menuntun). Maksudnya harus pakai kursi roda dan seterusnya,” terang orang nomor satu di Pemkot Malang tersebut.

“Itu butuh keahlian tersendiri. Pengasuhnya di sini yang lebih mengerti. Cuma tetap pakai protokol covid-19,” tambahnya.

Kadinkes Kota Malang, Husnul Muarif sepaham. Penanganan isoman untuk difabel memang butuh pendampingan pengasuh.

“Kenapa mereka (difabel) tidak keluar, karena berkebutuhan khusus. Jangan samakan dengan yang lain. Salah satu contoh, ini harus ada pendampingan pengasuh,” terang Husnul.

Kabar Lainnya : Panti Asuhan Bhakti Luhur Malang Ketularan Massal, 170 Positif.

“Contoh di sini (klaster Bhakti Luhur) saja ada yang teriak. Tentu akan mengganggu suasana jika ke RS Lapangan atau safe house,” tambahnya.

Husnul mengatakan bahwa difabel tidak bisa sendirian. Misalnya ke kamar mandi saja harus ada yang mengantar. Ada yang pakai kursi roda juga. Karena itu harus ada pendampingan setiap saat.

“Tanpa aktivitas pun itu harus pendampingan, saat difabel santai sekalipun. Karena anak difabel pencetusnya tidak bisa terprediksi. Tiba-tiba dia bisa menjerit atau hiperaktif,” tutup Husnul.(fat/yds)

Terpopuler

// width=
Marketing Kabarmalang.Com
Aktifkan Notifikasi OK Tidak Terimakasih