Connect with us

Pemerintahan

Malang Semakin Mantap Menuju Kota Musik UNESCO

Diterbitkan

,

IMG 20250713 195911
Business meeting "Music Within Us, Activism for Humanity" yang di gagas Museum Musik Indonesia (istimewa)

 

KABARMALANG.COM – Business meeting “Music Within Us, Activism for Humanity” yang di gagas Museum Musik Indonesia (MMI) sukses di gelar semalam di Ruang Sidang Balai Kota Malang.

Forum ini berlangsung hangat dan di hadiri sejumlah tokoh penting, termasuk Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, dan perwakilan dari Kementerian serta delegasi UNESCO.

Pertemuan ini menjadi langkah konkret bagi Kota Malang untuk memperkuat posisinya dalam jejaring The UNESCO Creative Cities Network (UCCN).

Khususnya di bidang musik.
Dalam kesempatan tersebut, Wagub Emil Dardak memukau hadirin dengan membawakan lagu legendaris “Sesaat Kau Hadir” karya musisi asli Malang,

Boedi Bahtiar. Lagu yang pernah hits di tangga lagu nasional, bahkan di Filipina dalam versi bahasa Tagalog ini, ia bawakan bersama Harvey Malaihollo.

“Musik bukan sekadar urusan industri, tapi juga ekspresi kolektif,”

“Kota Malang punya atmosfer luar biasa, di sinilah ekonomi kreatif bisa tumbuh dan memberi dampak nyata,” ujar Emil.

Ia menambahkan, Jawa Timur ingin mencetak sejarah melalui musik, dan Kota Malang di nilai punya potensi besar sebagai penggerak utama.

“Kota berbasis musik adalah kota yang memberi ruang kepada musisi dan seniman untuk berkarya. Itulah esensi kota kreatif,” imbuhnya.

Senada, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menegaskan bahwa musik adalah bagian dari identitas kota, jembatan budaya, sekaligus penggerak ekonomi masyarakat.

“Kami percaya bahwa musik adalah jembatan budaya, identitas kota, dan bagian dari potensi ekonomi kreatif,” tegasnya.

Pemerintah Kota Malang juga berkomitmen menjadikan kota ini rumah yang nyaman bagi para seniman, terutama musisi dari berbagai generasi.

Berbagai program telah di siapkan untuk membangun ekosistem musik yang inklusif dan berkelanjutan.

Mulai dari penyediaan ruang pertunjukan, dukungan event, hingga pembinaan musisi muda agar bisa bersaing di kancah nasional dan internasional.

Wahyu Hidayat juga menyoroti kekayaan ekosistem musik di Malang yang tumbuh dari berbagai lini.

Dari komunitas kampus, seniman jalanan, studio independen, hingga talenta muda berpotensi dunia.

Apresiasi juga datang dari Koordinator Regional untuk Kota-Kota Musik UNESCO wilayah Asia Pasifik, Roonny Loopies.

“Potensi ini harus terus di optimalkan. Ini peluang besar untuk menjadikan Malang sebagai kota kreatif dunia di bidang musik,” pungkasnya. (*)

 

Advertisement

Terpopuler