Pemerintahan
Panggilan Telepon Sakti Wakil Wali Kota Malang, Redakan Amarah Warga Terdampak Limbah TPA Supit Urang

KABARMALANG.COM – Seolah turun dari langit, nama Wakil Wali Kota Malang, Ali Muthohirin, mendadak jadi pahlawan tak terduga bagi warga tiga desa di Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.
Desa-desa ini sudah lama di cekik oleh pencemaran limbah TPA Supit Urang Kota Malang.
Bau busuk menyengat, jutaan lalat menyerbu rumah, dan air sumur yang tak layak pakai.
Meski wajahnya belum pernah tampak, warga Kabupaten Malang itu kompak menghaturkan terima kasih.
Sebab, di tengah keputusasaan, ketegasan Ali Muthohirin lewat sebuah telepon sakti, berhasil meredam amarah warga dan menunda aksi demo besar-besaran.
“Warga kami sangat berterima kasih pada Pak Wawali,”
“Gara-gara telepon beliau ke anggota dewan Kota Malang, akhirnya kami di janjikan sumur artesis!” seru Tekat Pribadi, Kepala Desa Jedong, pada Sabtu (24/5/2024), menggambarkan kelegaan warganya.
Tekat mengisahkan sebuah pertemuan krusial pada Rabu (21/5/2025) siang.
Saat itu, rombongan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Malang yang di pimpin Ahmad Dzulfikar, bersama anggota Komisi III DPRD Kabupaten Malang, melakukan sidak ke TPA.
Mereka lantas bergabung dengan Komisi C DPRD Kota Malang, dan di sambut oleh Noer Rahman, Kepala DLH Kota Malang.
Suasana pertemuan sangat tegang. “Saya sampai bilang, kalau DLH Kota Malang tetap bersikeras tak mau membuatkan sumur artesis”,
“Kami nggak bisa meredam warga untuk berdemonstrasi,” ungkap Tekat.
Perdebatan kian memanas. Bukan hanya anggota dewan dari Kabupaten, seperti Hadi Mustofa dan Abdul Qodir, yang terbakar emosi.
Dito Arief Nurachmadi, anggota Komisi C DPRD Kota Malang, ikut kesal melihat DLH Kota Malang “sok bersih”,
Berdalih tak mau menabrak aturan soal kompensasi ke luar daerah meski itu korban pencemaran.
Di puncak ketegangan itulah, ponsel Dito berdering.
Cara Dito menerima telepon dengan banyak ucapan “siap-siap” membuat semua orang di ruangan TPA itu menebak, peneleponnya bukan orang biasa.
“Benar, saya saat itu di telepon Pak Wawali. Beliau meminta agar polemik itu di tuntaskan”,
“Caranya, permintaan warga yang terkena dampak itu di selesaikan, dengan di anggarkan di PAK, untuk membuat sumur,” beber Dito.
Tekat mengaku sempat mengira penelepon itu adalah Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat.
Namun, mengingat selama ini Wahyu terkesan “dingin” dan menutup mata pada penderitaan warga.
Tekat bertanya-tanya, siapa “penelepon sakti” ini sehingga Rahman, Kepala DLH Kota Malang, langsung tunduk dan bersedia memberi kompensasi?
“Ya, kami sangat berterima kasih pada Pak Wawali. Jika tidak ada telepon beliau, di saat situasi pertemuan lagi tak ada kepastian”,
“Mungkin tak akan muncul kesepakatan kompensasi itu,” pungkas Tekat.
Sebagai bentuk kompensasi, tiga desa yang terdampak limbah yakni Desa Dalisodo, Pandanlandung, dan Jedong akan mendapatkan bantuan tiga unit ambulans (satu dari DLH Kota Malang, dua dari DLH Kabupaten Malang).
Selain itu, Ahmad Dzulfikar (Afi) juga akan menyumbang tiga unit sepeda motor roda tiga. (*)
Hukrim1 minggu yang laluKakak Kandung di Malang Paksa Adik Konsumsi Sabu
Hukrim1 minggu yang laluUngkap 10 Kasus, Polres Malang Sita Sabu hingga Ganja Senilai Rp322 Juta
Hukrim1 minggu yang laluSuami Siri di Malang Bunuh dan Bakar Istri Lalu Dikubur di Ladang Tebu
Peristiwa1 minggu yang laluKontroversi Proyek Drainase di LA Sucipto Blimbing Malang, Warga Sebut Mangkrak
Peristiwa2 minggu yang laluPKS Kota Malang Gelar Muscab VI, Kukuhkan Pengurus Baru Periode 2025–2030
Hukrim1 minggu yang laluPolisi Gagalkan Upaya Pembobolan ATM Indomaret di Singosari Malang
Peristiwa1 minggu yang laluProyek Drainase LA Sucipto Dikritik Warga, DPUPR-PKP: Hanya 20 Meter dan Bukan Mangkrak
Olahraga2 minggu yang laluPorma FC U-14 Kunci Posisi Runner Up di Malang Junior League 2025































