Pemerintahan
Jemput Pengungsi Wamena Khofifah Jamin Keamanan Warga Jatim
KABARMALANG.COM– Rombongan perantau asal Jawa Timur dari Wamena kembali tiba di Jawa Timur. Sebanyak 121 orang warga Jawa Timur dan sebagian dari Jawa Tengah mendarat di Bandara Abdul Rachman Saleh, kemarin. Mereka tiba dengan menggunakan satu unit pesawat Hercules milik TNI AU.
Para perantau nampak lega dan bersyukur akhirnya bisa kembali ke kampung halaman. Pasalnya mereka sudah menunggu dan menempuh proses pemulangan yang cukup panjang.
Mereka yang dari Wamena harus menunggu antrian pesawat untuk bisa terbang ke Sentani, Jayapura. Kemudian setelah mendapatkan jadwal keberangkatan mereka harus menempuh perjalanan lebih dari delapan jam karena transit di Biak dan Makassar.
Oleh sebab itu, begitu tiba di bandara dan disambut oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, mereka mengaku haru dan bahagia. Mereka mengucapkan terima kasih pada Pemprov Jawa Timur yang mengupayakan pemulangan para perantau di Wamena.
“Saya sudah 29 tahun di Wamena, saya berdagang di sana, buka kios. Tapi akibat kerusuhan, semua habis, terbakar. Senang sekali sekarang bisa pulang,” katanya Satik, warga asal Banyuwangi. Hal serupa juga disampaikan oleh Yusuf, warga Probolinggo. Bekerja sebagai tukang bangunan, ia bersyukur bisa kembali ke Jawa Timur usai kerusuhan di Wamena.
Karena saat kerusuhan ia dan keluarga sempat terpisah karena chaos yang terjadi. Masyarakat saling mencari tempat aman dan perlindungan sehingga ia pun berpencar dari anak dan istri. “Terima kasih akhirnya kami dipulangkan. Tapi masih banyak teman kami disana, semoga segera menyusul dipulangkan,” harapnya.
Gubernur Khofifah mengatakan bahwa yang datang di Malang kali ini ada sebagian yang dari Solo, Purwokerto, dan sejumlah daerah lain. Namun mayoritas mereka berasal dari Jawa Timur.
Ia menegaskan, siapapun dan darimana pun para perantau yang datang hari ini harus mendapatkan perlindungan dan jaminan keamanan. Pemprov Jatim akan mendata masing-masing orang perantau yang datang untuk kemudian diantarkan ke daerahnya masing-masing.
“Mereka adalah perantau. Kalau mereka sekarang dalam posisi ingin kembali ke tanah asalnya, karena jumlahnya besar, maka kita ingin membuatkan layanan agar mereka bisa kembali dengan layanan yang lebih proper,” kata Khofifah terpisah.
Kalaupun ada perantau dari daerah lain, semua tetap akan didata. Dan saat akan diantarkan ke daerah masing-masing juga akan dibuatkan format berita acara dan serah terima dengan Dinsos ataupun pemerintah daerah setempat. (rjs/fir)
-
Edukasi3 tahun yang lalu
Server Ujian Down, Mahasiswa UT Sambat
-
Edukasi3 tahun yang lalu
Server Ujian UT Disoroti DPR RI
-
Ekbis4 tahun yang lalu
Pancasila Sebagai Landasan Dasar Negara
-
Hukrim3 tahun yang lalu
Merampok dan Memperkosa, Pria Donomulyo Didor
-
Ekbis4 tahun yang lalu
Sumber Gentong Buat Ngadem, WSG Pilihan Kuliner
-
Peristiwa3 tahun yang lalu
Kereta Tanpa Lokomotif Jalan Sendiri Dari Stasiun Malang Kota Baru
-
Edukasi3 tahun yang lalu
Penundaan Ujian UT, Ini Kata Warek 3
-
Serba Serbi3 tahun yang lalu
Pintu Tol Madyopuro Resmi Beroperasi