Connect with us

Wisata

Gado-Gado Gatot, 45 Tahun Jualan, Langganan Wali Kota Malang

Diterbitkan

,

Gado-Gado Gatot, 45 Tahun Jualan, Langganan Wali Kota Malang
Gatot bersama istri berjualan di Jalan Dr Sutomo, Blimbing Kota Malang.(foto : ist)

 

KABARMALANG.COM – Jangan pernah mengaku sebagai pecinta kuliner enak di Kota Malang kalau belum pernah merasakan gado-gado kaki lima milik Gatot.

Kuliner ini bukan hanya sekadar enak, tapi harga dan lokasinya juga sangat terjangkau. Yakni di Jalan Dr Sutomo, Blimbing, Kota Malang.

Meski berjualan di pinggir jalan dan di atas sepeda motor, namun kualitas rasa gado-gado buatan Pak Gatot teruji dan terenak.

Pada tahun 2002, gado-gado buatan pria kelahiran 1952 ini meraih juara saat tampil di lomba cipta menu nusantara di Universitas Negeri Malang (UM).

Gatot mengungkapkan, dia berasal dari Tlogosari Kabupaten Malang.

Ia sudah merantau dan berjualan gado-gado di Kota Malang sejak tahun 1976.

Dulu ia berjualan dengan membawa pikulan di daerah Pecinan Pasar Besar Kota Malang.

“Baru tahun 1992 saya mulai berjualan di Jalan Dr Sutomo Kota Malang hingga saat ini. Dengan mengambil tempat di ujung Jalan Dr Sutomo tepatnya di bawah pohon mahoni,” jelas Gatot.

Di usia yang sudah tidak muda lagi, Gatot setiap hari berjualan mulai pukul 09.00 WIB bersama istri.

Banyak pelanggan setia yang setiap hari membeli gado-gado buatannya, mulai masyarakat biasa hingga pejabat.

“Wali Kota Malang sering membeli gado-gado buatan saya. Selain itu, orang-orang Pemkot Malang juga sering datang ke tempat ini,” ujar Gatot.

Salah satu potensi penunjang wisata kuliner kota Malang adalah khasanah kulinernya. Kebanyakan wisatawan yg bertandang ke kota Malang selalu bertutur akan enaknya kota Malang.

Maka Pemkot juga concern untuk menguatkan dan mengenalkan secara masive pelaku kuliner yg notabene juga pilar dari UMKM, “kata Sutiaji di sela sela kegiatan dinasnya.

Bahkan, Pak Aji sapaan akrabnya, juga sering mendapat permintaan endorse secara gratis produk-produk UMKM dan kuliner melalui kanal sosmednya.

Meski menjadi kuliner terenak dan kesukaan masyarakat, Gatot mengaku hanya menjual secara di Jalan Dr. Sutomo.

Dia melakukannya sampai saat ini karena dia tidak menggunakan handphone untuk melayani pembeli.

“Bingung saya kalau harus nutul-nutul layar handphone. Karena tidak bisa, ya jualannya begini saja tidak ikut Gofood atau aplikasi yang lain,” terang Gatot.

Gatot mengaku membuat dan menjual gado-gado memang tidak mudah, butuh perjuangan setiap hari yang melelahkan.

Di mana dia selalu bangun pukul 02.00 WIB, memasak lontong, kemudian berlanjut berbelanja di pasar.

Baru pukul 07.00 WIB selesai memasak gado-gado, kemudian berangkat dari rumah di Mergan Lori dan berjualan di Jalan Dr Sutomo.

Untungnya, saat ini dia sudah menggunakan sepeda motor. Dulu, waktu di Pecinan masih menggunakan sepeda pancal dan pikulan.

Sementara itu, salah satu pelanggan Budi Hartono mengatakan, dia sudah menjadi langganan Gatot sejak masih berjualan di Pecinan Kota Malang

Mulai saat itu hingga saat ini, rasa gado-gado buatan Gatot tidak pernah berubah.

“Baik bumbu kacang, emping melinjo, sayuran, kerupuk, hingga sambal masih seperti saat pertama kali saya beli dulu. Gado-gado Pak Gatot tidak kalah dengan masakan hotel bintang lima,” pungkas Budi.(carep-04/yds)

Advertisement Gempur Rokok Ilegal Bea Cukai Malang
Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

// width=
Marketing Kabarmalang.Com
Aktifkan Notifikasi OK Tidak Terimakasih