COVID-19
Warga Malang Klaim Buta Usai Vaksin, Ini Konfirmasi Pemkot

KABARMALANG.COM – Seorang warga di Kota Malang klaim mengalami buta usai menjalani vaksin covid-19.
Pria itu bernama Joko Santoso, warga Jalan Burung Gereja, Kelurahan Arjowinangun Kota Malang.
Warga Malang itu klaim mengalami buta dan kesulitan penglihatan usai vaksin dosis pertama AstraZeneca.
Karena gejala itu, Joko pun tak mendapat rekomendasi dulu mendapatkan vaksin dosis kedua.
“Kalau jadwalnya kan sebulan lagi. Tapi kata dokter tidak dulu,” ujar Joko sesuai lansiran detikcom, Kamis (2/12).
Joko mengaku dirinya tak nengetahui alasan mengapa tidak boleh vaksin kedua.
Tapi dia menduga karena dampak tersebut sehingga tidak boleh vaksin kedua.
Joko mengatakan dirinya mengikuti vaksinasi pada Jumat (3/11).
Vaksinasi terlaksana di rumah Ketua RW setempat bersama 148 warga yang tinggal di RW 02, Kelurahan Arjowinangun, Kedungkandang, Kota Malang.
“Vaksinnya di rumah Pak RW, ada 148 warga lain ikut juga. Terlaksana di situ karena masa pandemi. Tenaga kesehatannya dari RS Refa Husada,” ujar Joko.
Usai vaksinasi, Joko kembali pulang dan beberapa jam kemudian mengalami gejala.
Yaitu mual, pusing, serta demam. Saat malam hari, Joko merasakan rasa sakit di bagian kepalanya.
Tidak hanya itu, seketika Joko tak bisa melihat secara normal.
“Malam langsung terasa sakit di kepala belakang. Terus saya saat itu tidak bisa melihat. Semua gelap gulita,” beber bapak dua anak ini.
Anehnya, hanya Joko yang merasakan keluhan itu. Sementara warga lain yang bersamaan mengikuti vaksinasi tidak ada gejala seperti ini.
Titik Andayani, 35, istri Joko, kebetulan sudah menjalani vaksin di tempat kerjanya. Sehingga kala itu tak ikut suaminya vaksinasi.
“Esok harinya tambah parah. Kami lapor ke Pak RW, terus kami bawa ke RS Refa Husada. Kami kemudian mendapat rujukan ke RSSA. Sebelas hari, saya rawat inap di RSSA,” tutur Joko.
Karena ada anggapan kondisinya sudah membaik, pihak rumah sakit kemudian memutuskan Joko menjalani rawat jalan.
Sekaligus menunggu hasil observasi tim medis terkait keluhan yang ada.
“Kemudian kami dapat saran agar pulang. Nanti ada jadwal kontrol ke Poli Mata RSSA. Ya, kami ngikut saja,” tegasnya.
Kabar Lainnya : Nobar Film “Cinta Itu Buta”, Kapolres Batu Ajak Ketua OSIS.
Sampai hari ini, Joko hanya bisa menunggu upaya penyembuhan dari sakit tersebut.
“Pandangan masih kabur. Hanya kelihatan hitam putih. Jadi gak bisa kerja, rawat anak di rumah. Sehari-hari saya kerja kuli bangunan. Istri kerja di apotek,” tutur Joko.
Joko bersama istri berharap ada perhatian lebih dari pemerintah atas sakitnya itu.
“Kami hanya bisa berharap, ada perhatian lebih dari pemerintah,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang dr Husnul Muarif mengabarkan, dari hasil pemeriksaan medis di Poli Mata RSSA, Joko mengidap optic neuropathy.
Namun, kondisinya saat ini sudah lebih baik dari sebelumnya.
“Untuk diagnosanya, optic neuropathy. Pemeriksaan di Poli Mata RSSA dan kondisinya saat ini sudah lebih baik,” kata Husnul.
“Rencana tanggal 10 Desember 2021 nanti akan kontrol mata di RSSA bersama Puskesmas Arjowinangun,” tutupnya.(carep-04/yds)
-
Edukasi3 tahun yang lalu
Server Ujian Down, Mahasiswa UT Sambat
-
Edukasi3 tahun yang lalu
Server Ujian UT Disoroti DPR RI
-
Ekbis4 tahun yang lalu
Pancasila Sebagai Landasan Dasar Negara
-
Hukrim3 tahun yang lalu
Merampok dan Memperkosa, Pria Donomulyo Didor
-
Ekbis4 tahun yang lalu
Sumber Gentong Buat Ngadem, WSG Pilihan Kuliner
-
Peristiwa3 tahun yang lalu
Kereta Tanpa Lokomotif Jalan Sendiri Dari Stasiun Malang Kota Baru
-
Edukasi3 tahun yang lalu
Penundaan Ujian UT, Ini Kata Warek 3
-
Serba Serbi3 tahun yang lalu
Pintu Tol Madyopuro Resmi Beroperasi