Connect with us

Pemerintahan

Cegah Stunting Di Masa Pandemi, Ini Tips Dari Kemenkes Dan IDI

Diterbitkan

,

Cegah Stunting Di Masa Pandemi, Ini Tips Dari Kemenkes Dan IDI
drg Kartini Rustandi MKes, Plt Dirjen Kesehatan Masyarakat, Kementrian Kesehatan RI. (foto : ist)

 

KABARMALANG.COM – Pertumbuhan kesehatan bayi di masa pandemi sangat penting bagi Indonesia.

Karena, bayi-bayi yang lahir di Indonesia adalah generasi penerus yang akan memikul tanggung jawab memajukan bangsa ini di masa 30-40 tahun lagi.

Untuk menyiapkan generasi yang sehat, Kemenkes RI menegaskan pentingnya pencegahan stunting.

drg Kartini Rustandi MKes, Plt Dirjen Kesehatan Masyarakat, Kementrian Kesehatan RI dalam Dialog Produktif Semangat Selasa oleh KPC-PEN, menegaskan hal ini.

“Kuncinya ada pada masa kehamilan. Ibu hamil harus rajin ukur berat badan dan lingkar lengan,” kata drg Kartini, Selasa (30/11) dalam live streaming YouTube.

Menurut drg Kartini, cek berat badan ini penting bagi seorang ibu hamil untuk memastikan kecukupan nutrisi bagi ibu dan bayi.

“Ini untuk mengetahui apakah dia mengalami kenaikan berat badan yang cukup,” katanya.

Selain itu, dia juga meminta masyarakat tidak termakan mitos-mitos tanpa dasar.

Misalnya, larangan memakan ikan di masa kehamilan.

“Ada yang bilang makan ikan gak bagus untuk kehamilan. Itu keliru. Justru kebutuhan protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral sangat perlu di masa kehamilan,” tambahnya.

Dengan memastikan kecukupan nutrisi selama masa kehamilan, ibu hamil bisa menekan seminimal mungkin potensi stunting bayinya.

dr M Adib Khumaidi, SpOT, Ketua PB IDI sepaham. Menurutnya, literasi gizi masih menjadi persoalan krusial bagi masyarakat.

“Perlu ada upaya edukasi kepada masyarakat. Karena, tidak semua paham soal maksud kurang gizi itu apa,” katanya.

Karena itu, dr Adib menganggap perlunya peran proatkif puskesmas lokal.

Menurutnya, puskesma adalah manajer wilayah dan wakil Kemenkes di tingkat kecamatan maupun kelurahan.

“Peran mereka harus terdepan, dalam hal edukatif, preventif dan promotif soal gizi,” ujarnya.

Dia berharap puskesmas juga lebih banyak turun ke lapangan. Sehingga, puskesmas bukan mendapatkan kasus, melainkan menemukan kasus.

“Di beberapa daerah, puskesmas memang aktif. Tetapi, ini belum menyeluruh,” tambah dr Adib.

Dia juga menyebut, masyarakat perlu mendapat edukasi soal BPJS.

“Sehingga, ibu hamil yang mau dapat akses soal gizi, tidak khawatir pembiayaan,” tuturnya.

Selain drg Kartini dan dr Adib, hadir dalam pertemuan virtual ini yaitu Agus Suprapto Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan.

Serta, Drs Cokro R Katilie, ME, Kepala Bappeda Kabupaten Gorontalo.

Sebelum ini, Kepala BKKBN Dr (HC) dr Hasto Wardoyo, SpOG(K) menegaskan, pandemi menghambat penanggulangan kesehatan anak.

Karena, pandemi terjadi saat pemerintah sedang mencanangkan target penurunan angka balita stunting menjadi 14 persen pada 2024.

Menurutnya, penurunan angka stunting tentu bukan menjadi tanggung jawab satu instansi seperti BKKBN.

Melainkan butuh kerjasama multipihak untuk mempercepat upayanya, terlebih di tengah pandemi.

Hasto menyebut tantangan yang serius bagi bangsa untuk menciptakan generasi unggul yaitu kesempatan memetik bonus demografi itu tidak lama.

“Sehingga sekarang negara kita ketika masuk di window opportunity yang membutuhkan generasi unggul, sehat, dan tidak stunting,” tambahnya.

Kalau sekarang tidak mendapatkan kualitas SDM yang baik, ketika tersusul dengan kondisi demografi populasi lansia jauh lebih besar, permasalahannya sudah berubah.

Sehingga, tidak bisa lagi ada koreksi apabila terdapat kekurangan. “Ini penting sekali dan Bapak Presiden memberi perhatian besar pada kualitas SDM kita,” tutupnya.(carep-04/yds)

Terpopuler

// width=
Marketing Kabarmalang.Com
Aktifkan Notifikasi OK Tidak Terimakasih