Peristiwa
Korban Gempa Malang Tertimpa Atap, Tak Bisa Lari Karena Sakit
KABARMALANG.COM – Korban jiwa akibat gempa di Malang berjumlah tiga orang. Mereka meninggal akibat gempa bumi berkekuatan 6,1 Magnitudo di Malang, Sabtu (10/4) lalu.
Korban gempa Malang adalah Imam Santoso, 30, seorang ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) warga Desa Sidorenggo.
Kemudian, Munadi, 85 warga Desa Wirotaman. Setelah itu, Hariyeh, 53, warga Desa Tamanasri, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang.
Keluarga Munadi, satu dari ketiga korban meninggal menceritakan detik-detik sebelum gempa mengguncang Malang.
Munadi, tinggal di RT 12, RW 03, Dusun Sukodadi, Desa Wirotaman Kecamatan Ampelgading.
Anak sulung Munadi, Sukri mengatakan saat terjadi gempa di Malang, ayahnya berada di rumah. Munadi sedang bersama menantunya, satu cucu dan dua cicitnya.
“Kala itu saya sedang ke ladang. Menurut cerita istri saya, saat gempa terjadi, bapak (Munadi) sedang beristirahat. Beliau memang menderita sakit sejak beberapa tahun lalu,” ungkapnya, Senin (12/4).
Lantas, istri Sukri kebingungan menyelamatkan diri beserta anak dan cucunya ketika gempa Malang terjadi.
“Sedangkan bapak tidak berhasil terselamatkan. Alhasil, bapak pun tertimpa atap dari rumahnya sendiri,” ceritanya pedih.
“Istri saya sempat meminta tolong. Tetapi tidak ada yang datang. Karena kan jauh. Namun beberapa saat memang ada tetangga yang datang,” katanya.
Sayang, saat beberapa orang yang menolong, Munadi sudah menghembuskan napas terakhirnya akibat gempa Malang.
Korban mengalami luka di kepala dan juga sekujur kaki dan tangannya karena tertimpa atap rumah.
“Bapak kemarin penguburan jam 16.00 WIB langsung,” ratapnya.
Kini pun rumah Munadi tidak lagi berdiri. Semuanya sudah rata dengan tanah.
Kabar Lainnya : BMKG Siapkan Gempa Buatan Simulasi Tsunami.
Sementara salah satu warga lain di kawasan Dusun Wirotaman, Desa Wirotaman, Kecamatan Ampelgading, Kartini 81, tertidur lesu beralaskan kayu.
Sementara, atap tempat pengungsiannya beratapkan tenda milik kepolisian, yang tidak jauh dari rumahnya.
Rumahnya tampak ambruk usai terjadi gempa Malang. Bahkan saat kejadian itu, punggung dan lengan Kartini tertimpa bongkahan bangunan rumahnya.
Sehingga tubuhnya tampak lebam dan kesulitan saat ia mencoba bangkit dari tidurnya.
“Waktu kejadian saya duduk-duduk bersama anak anak, cucu dan ketiga cicit saya. Kebetulan perempuan semua. Sedangkan laki-lakinya, menantu saya sedang berada di ladang,” ringkasnya.
Alhasil, saat gempa Malang, semua anak, cucu, dan cicitnya berhamburan keluar rumah.
Sedangkan Kartini sendiri juga lari keluar rumah. Namun karena larinya lambat salah satu bongkahan rumahnya jatuh mengenainya.
“Kaget tentu saja. Tetapi beruntung saya masih bisa melepas bongkahan bangunan itu, kemudian lari lagi,” akhirnya.(im/yds)
- Edukasi3 tahun yang lalu
Server Ujian Down, Mahasiswa UT Sambat
- Edukasi3 tahun yang lalu
Server Ujian UT Disoroti DPR RI
- Ekbis4 tahun yang lalu
Pancasila Sebagai Landasan Dasar Negara
- Hukrim3 tahun yang lalu
Merampok dan Memperkosa, Pria Donomulyo Didor
- Ekbis5 tahun yang lalu
Sumber Gentong Buat Ngadem, WSG Pilihan Kuliner
- Peristiwa3 tahun yang lalu
Kereta Tanpa Lokomotif Jalan Sendiri Dari Stasiun Malang Kota Baru
- Edukasi3 tahun yang lalu
Penundaan Ujian UT, Ini Kata Warek 3
- Serba Serbi4 tahun yang lalu
Pintu Tol Madyopuro Resmi Beroperasi