Pemerintahan
Wasto, Sekda Pemkot Malang Pensiun, ‘Sasaji’ Tak Akan Terdengar Lagi

KABARMALANG.COM – Pekikan ‘Salam Satu Jiwa’ ala Wasto tak akan terdengar lagi. Karena Sekda Kota Malang itu pensiun. Dia purna tugas pada hari ini, 28 Februari 2021.
Wasto memang terkenal enerjik saat memimpin rapat. Dia pun tak pernah luput memekikkan Salam Satu Jiwa.
Kini, pekikan salam khas itu bakal absen dari Pemkot. Tetapi, dia tidak menyesal. Dia sudah berupaya mengabdi sebaik mungkin untuk Kota Malang.
Wasto pun menceritakan sepak terjangnya di Pemkot Malang. Dia berkarir selama 41 tahun mulai pada tahun 1980.
Sejak awal merintis karier, dia telah berproses sebagai birokrat. Dia juga menorehkan sejumlah pencapaian untuk kemajuan Kota Malang.
“Saya masuk di Pemkot Malang 20 Desember 1980. Sukuan juga tidak ada bayaran,” ujar Wasto kepada wartawan, Minggu (28/2).
Kemudian dia pengangkatan tanggal 1 Maret 1983. Ijazahnya SLTA SMEA. Dia berangkat dari golongan 2 A ke 2 B.
“Dua tahun saya dapat jabatan eselon 5A. Pangkatnya 3B” tambahnya.
Saat berpangkat 3B, Wasto mendapat jabatan kepala seksi. Kepala seksi saat itu sama dengan kabid a1.
“Saya mulai dari kantor urusan perumahan (Dulu Dinas Perumahan),” imbuhnya.
Selanjutnya, tahun 1998 Wasto pindah. Dia menjadi kasi ketenagaan SDM dan Guru SD.
Kemudian 2002 Wasto pindah ke Dinas Pendapatan Daerah. Dia pindah lagi ke Kasubag peraturan perundang-undangan. Eselonnya saat itu 4A
Setelah itu, Wasto menjadi Kabag Hukum Oktober 2004. Dia menjadi Kabag Hukum selama 2 tahun.
Sejak Agustus 2009, Wasto bergeser ke DKP Kota Malang. Karirnya juga cukup panjang di sini. Yakni sampai awal 2015.
“Saat di DKP ini saya benar-benar menjiwai. Karena menyangkut risiko. Utamanya terkait sampah dan penghijauan. Dalam dua hal itu saya sangat konsen. Supaya, ada perubahan di Kota Malang,” bebernya.
Kabar Lainnya : Inilah Kriteria Pengganti Sekda Kota Malang Versi Sutiaji.
Dia bersyukur karena DKP sukses. Pemerintah pusat akhirnya mendistribusikan bantuan. Nilainya Rp 250 miliar untuk Tempat Pembuangan Akhir.
“Bantuan ini bukan bantuan berupa uang. Tetapi bantuan progam. Seluruhnya itu pusat menyerahkan, baru kami kelola,” ungkap Sekda.
Menurut Wasto, tugas dan kebijakan DKP baik. Tetapi, tanpa pelibatan masyarakat tentu akan berat.
“Oleh karena itu saya bentuk organisasi lingkungan. Yang saya berharap menjadi sebuah mitra DKP. Sehingga membentuk kader lingkungan,” tuturnya.
Dari situ Wasto menggerakkan kader lingkungan. Dengan tujuan mendirikan Koperasi Bank Sampah.
Sehingga, mengedukasi masyarakat soal sampah. Karena, sampah terkonversi menjadi tabungan dunia.
Moncer di DKP, perjalanan Wasto berlanjut di BAPPEDA. Di tempat yang baru tersebut, dia tetap berprestasi.
“Bersama teman-teman Bappeda saya mengadakan lomba kampung tematik. Kemudian lomba rancang Malang. Kami libatkan mahasiswa perguruan tinggi mendampingi RW lomba,” ungkapnya.
“RW yang berinisiasi, harus tahu visinya. Baru perguruan tinggi melakukan visualisasi. Yang mendahului UMM itu kampung tematik warna-warni,” lanjutnya.
Meski sudah pensiun, Wasto tetap siap menjalin silaturahmi. Dia juga tetap akan dekat dengan awak media Kota Malang.
“Pertemanan, persahabatan, tidak ada pensiunnya. Yang boleh pensiun itu kan status ASN-nya. Saya kira itu yang saya sampaikan,” tutupnya.(fat/yds)
-
Edukasi3 tahun yang lalu
Server Ujian Down, Mahasiswa UT Sambat
-
Edukasi3 tahun yang lalu
Server Ujian UT Disoroti DPR RI
-
Ekbis4 tahun yang lalu
Pancasila Sebagai Landasan Dasar Negara
-
Hukrim3 tahun yang lalu
Merampok dan Memperkosa, Pria Donomulyo Didor
-
Ekbis4 tahun yang lalu
Sumber Gentong Buat Ngadem, WSG Pilihan Kuliner
-
Peristiwa3 tahun yang lalu
Kereta Tanpa Lokomotif Jalan Sendiri Dari Stasiun Malang Kota Baru
-
Edukasi3 tahun yang lalu
Penundaan Ujian UT, Ini Kata Warek 3
-
Serba Serbi4 tahun yang lalu
Pintu Tol Madyopuro Resmi Beroperasi