Connect with us

Serba Serbi

Masa Pandemi, Iksan Skuter: Momen untuk Produktif Berkarya

Diterbitkan

,

Iksan Skuter

 

KABARMALANG.COM – Industri musik menjadi salah satu bagian yang terdampak pandemi Covid-19, terutama untuk pelaksanaan konser musik, karena adanya larangan untuk membuat kerumunan. Covid-19 seakan membatasi ruang gerak para musisi untuk berkarya dan berinteraksi dengan para pendengarnya secara langsung.

Tapi, itu tidak berlaku untuk seorang Iksan Skuter, seorang solois bergitar asal Kota Malang, yang selalu mendendangkan lagu rakyat, dengan lirik sederhana dan juga sarat akan kritik sosial.

Iksan Skuter tetap penuh siasat, untuk menolak takluk dengan keadaan, tetap berkarya dan berbahagia. Alih-alih berdiam diri dan mendekam di rumah tanpa karya, Iksan Skuter selama era pandemi ini secara ciamik menggerakan sebuah mini tur musiknya, dengan tajuk Langgam Langsam.

Pada 28 Agustus 2020, berlokasi di Warung Srawung milik Iksan Skuter, di Kota Malang, telah tuntas pentas turnya untuk kota ketujuh. Hanya menyediakan seratus tiket penonton, ludes dengan segera, tak bersisa.

Pada episode Kota Malang ini, Iksan Skuter mengajak dua kawan bermusiknya, Sisir Tanah dan Jason Ranti. Mereka bertiga sebelumnya acapkali berbagi panggung, yang paling mencolok ketika berkolektif dalam Proyek Bahaya Laten.

Dalam sesi kali ini, mereka melabeli kolaborasi mereka dengan sebutan trio lesehan. Pun, ada juga musisi Fajar Merah, turut meramaikan perhelatan. Mengorek tentang maksud dari turnya yang bertitel Langgam Langsam.

“Langgam itu bahasa Jawa, biasanya identik dengan nyanyian yang otentik, identik dengan nyanyian lah. Langsam sendiri, itu identik dengan hal-hal yang berbau otomotif,” ucap Iksan kepada Kabarmalang.com, Jumat (28/08/2020) malam.

Biasanya langsam itu pelan tapi pasti, lanjut Iksan Skuter, jadi nyanyian yang pelan tapi pasti. Tur ini tidak terjadwal dengan pasti, tapi yang pasti kita bergerak. “Kota sebelumnya ada Sidoarjo, Gresik, Tangerang, Madura, Surabaya, Kediri, Malang,” lanjutnya.

Dari tur ini yang ingin disampaikan adalah, kita itu pekerja seni, kita itu penggiat seni, semua terkena dampak corona. “Sayangnya kami itu tidak pernah dapat gajian, kecuali kami berkarya, dan kami menggerakkan karya. Maka kami dapat rejeki, kalau kita tidak bergerak, banyak yang punya karya tapi kan tidak bisa bergerak,” pungkas Iksan Skuter. (fat/fir)

Terpopuler

WeCreativez WhatsApp Support
Marketing Kabarmalang.Com