Connect with us

Edukasi

Rocky Gerung “Provokasi” Peserta Webinar IMM Malang Raya

Diterbitkan

,

Rocky Gerung "Provokasi" Peserta Webinar IMM Malang Raya
Rocky Gerung saat mengisi webinar Forum Cendekiawan Merah PC IMM Malang Raya (Foto: istimewa)

 

KABARMALANG.COM – Bukan Rocky Gerung namanya jika tidak provokatif. Dalam webinar Forum Cendekiawan Merah (FCM) PC IMM Malang Raya, Rocky pun memprovokasi peserta.

Dia hadir dalam webinar sesuai dengan kepakaran ilmunya. Yakni membawa materi tentang akar sejarah dan filsafat.

Rocky Gerung, memprovokasi peserta webinar agar menjunjung tinggi akal sehat. Dia juga memaparkan poin-poin terkait konstruksi berfikir, berfikir logis dan kritis.

“Cendekiawan merah artinya cendekiawan yang selalu gerah. Karena itu dia tidak bisa tidur nyenyak. Sebelum keadilan terwujud di republik,” ujar Rocky Gerung kepada peserta webinar, sebelum menutup paparannya, Sabtu (20/2).

FCM berlangsung selama tiga hari, 19-21 Februari 2021. Sejumlah intelektual juga hadir sebagai narasumber.

Selain Rocky Gerung yang ahli filsafat dan pengamat politik, ada sejumlah narasumber lain. Misalnya, Pradana Boy, Asisten Rektor Bidang AIK UMM.

Kemudian Ahmad Norma Permata, Dosen Sosiologi Politik UIN Jogjakarta. Sebenarnya, Budiman Sudjatmiko dan Ulil Abshar masuk dalam daftar nama narasumber.

Tetapi keduanya berhalangan mengisi webinar. Rocky Gerung sendiri mengisi webinar pada Sabtu pagi (20/2) kemarin.

Baca Juga : Tolak Omnibus Law, IMM Salati Balai Kota.

Didin Mujahidin, Kabid Riset dan Pengembangan Keilmuan PC IMM Malang Raya menambahkan. FCM mengambil tema Pergulatan Agama Saintifik dan Sains Religius.

“Tujuannya ingin memberikan  pemahaman kepada para peserta, bagaimana posisi kita sebagai manusia diantara agama dan sains,” terang Didin kepada Kabarmalang.com, Minggu (21/2).

“Biar tidak terlalu radikal dalam agama, dan terlalu sains banget. Tapi menemukan titik tengahnya di antara itu,” lanjutnya.

Ketua Panitia FCM tersebut mengatakan bahwa peserta khusus untuk kader IMM secara nasional. Ada 36 peserta, hadir dari Malang, Jakarta, hingga Makassar.

“Sebelum ikut FCM, peserta harus ikut seleksi yang ketat. Yakni mengirimkan esai dan mereview buku, sesuai tema besar yang kita usung,” tambah aktivis IMM ini.

Dia menuturkan output FCM adalah membuat jurnal dan buku dari esai. Sebelumnya peserta yang kader IMM sudah mengirim naskah sebagai persyaratan.

“Perserta kita arahkan untuk menerusin esainya atau tulis kembali. Setelah penutupan kita akan merilis jurnal bernama Maroon journal. Taglinenya Center of Movement Studies,” paparnya.

“Kita arahkan untuk submit di jurnal yang kita luncurkan, biar jadi gagasan yang utuh. Kalau tulisan yang layak dalam proses kurasi, nanti akan kami bukukan,” tutupnya.(fat/yds)

Terpopuler

// width=
Marketing Kabarmalang.Com
Aktifkan Notifikasi OK Tidak Terimakasih