Ekbis
Budidaya Lele dan Padi Hydroganik Hasilkan Omset Belasan Juta
KABARMALANG.COM – Budidaya lele sekaligus padi hidroponik menjadi terobosan Basiri. Dialah petani dan peternak asal Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran.
Kombinasi budidaya lele dan padi hidroponik ini bernama hydroganik. Dia juga bisa bertahan di tengah pandemi dengan inovasinya.
Sekilas, padi hydroganiknya sama dengan yang lain. Tetapi, Basiri berkreasi dalam pengembangan budidaya ini.
Yakni, Basiri tidak menggunakan pupuk kimia untuk padinya. Dia memilih menggunakan pupuk organik.
Selain itu, lahan hydroganiknya berkombinasi dengan budidaya lele. Dia menempatkan kolam ikan itu di atas paralon padi hydroganik.
Kabarmalang.com pun berkunjung ke kediamannya. Di situ, Basiri menunjukkan lahannya.
Yaitu, pot dan botol plastik berisi padi. Paralon menjadi penampung pot plastik berisi padi hydroganik.
“Airnya saya alirkan melalui paralon. Itu air poma dari air budidaya lele. Sehingga, satu kolam juga bisa menghidupi padi sekaligus lele,” ungkap Basiri, Jumat (1/1).
Instalasi paralon untuk lahan padi (Foto : Imron)
Basiri memiliki 15 unit instalasi paralon. Instalasi itu sekaligus mewadahi kolam budidaya lele.
Bibit lele di masing-masing kolam tersebut cukup banyak. Yakni, mencapai kurang lebih 20 ribu ekor. Pakannya adalah maggot hasil budidaya juga.
Baca Juga : Budidaya Maggot di Desa Tambakasri Tajinan
“Padi hydroganik ini panennya 3-4 bulan. Sedangkan, lele sekitar 2 minggu sekali sudah panen,” tuturnya.
Setiap panen padi hydroganik, Basiri memanen 400 kilogram beras. Harganya per kilogram rata-rata mencapai Rp 20 ribu.
“Sehingga, 400 kilogram rata-rata omsetnya mencapai Rp 8 juta,” bebernya.
Sementara, panenan budidaya lele miliknya juga besar. Dia bisa menjual sebanyak 1 ton per bulan.
“Harga lele sekarang senilai Rp 16 ribu. Omset senilai Rp 16 juta per bulan,” tuturnya.
Usaha Padi Hydroganik Minim Risiko, Lele Sakit Diberi Anti Biotik
Risiko kerugian budidaya lele dan padi hydroganik cukup rendah. Menurut Basiri, lawan dari tanaman padi hanyalah cuaca. Sedangkan, risiko lele adalah penyakit.
“Kalau padi kami tidak bisa mengelak karena tergantung cuaca. Tetapi, lele masih bisa teratasi. Asalkan, rajin merawat jika lele sakit,” ujar bapak tiga anak ini.
Cara pengobatan lele ternyata tidak sulit.Yakni tinggal memberi obat anti biotik selama 2 hari.
“Biasanya sudah sembuh,” singkatnya.
Basiri saat menunjukkan maggot yang menjadi pakan lele (Foto : Imron)
Basiri pun membagikan tipsnya. Yaitu, cara mengembangkan budidaya lele dan padi hydroganik.
“Tinggal kemauan saja. Instalasi pralon untuk tempat padi. Lalu mengalirkan air dari kolam lele,” terang pria dari 6 bersaudara ini.
Air kolam lele juga tidak perlu diganti setiap hari. Kotoran dalam air akan hilang dengan sendirinya.
“Sebab air tersaring dengan sendirinya ketika mengaliri padi,” tutupnya.(im/yds)
-
Edukasi2 tahun yang lalu
Server Ujian Down, Mahasiswa UT Sambat
-
Edukasi2 tahun yang lalu
Server Ujian UT Disoroti DPR RI
-
Ekbis4 tahun yang lalu
Pancasila Sebagai Landasan Dasar Negara
-
Hukrim3 tahun yang lalu
Merampok dan Memperkosa, Pria Donomulyo Didor
-
Ekbis4 tahun yang lalu
Sumber Gentong Buat Ngadem, WSG Pilihan Kuliner
-
Peristiwa3 tahun yang lalu
Kereta Tanpa Lokomotif Jalan Sendiri Dari Stasiun Malang Kota Baru
-
Edukasi2 tahun yang lalu
Penundaan Ujian UT, Ini Kata Warek 3
-
Edukasi2 tahun yang lalu
Komisi X Minta UT Perbaiki Kualitas Server
Pingback: Tenang, Stok Beras Kabupaten Malang Aman Hingga Idul Fitri
Pingback: Jokowi Apresiasi Padi Varietas IPB 3S di Kanigoro Pagelaran Malang