Connect with us

Pemerintahan

Tim Panselnas Bersama Kemenparekraf Lakukan Visitasi di beberapa Titik di Kota Malang

Diterbitkan

,

IMG 20240927 180640
Tim Panselnas bersama Kementerian Pariwosata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melakukan visitasi di beberapa titik di Kota Malang (foto istimewa)

 

KABARMALANG.COM – Tim Panselnas bersama Kementerian Pariwosata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melakukan visitasi di beberapa titik di Kota Malang.

Tim ini melakukan visitasi karena Kota Malang masuk empat besar dalam pengusulan nominasi anggota untuk Jaringan Kota Kreatif UNESCO atau UNESCO Creative Cities Network (UCCN).

Ada beberapa lokasi yang di datangi oleh tim tersebut di antaranya Kayutangan Hertiage, City Tour Malang menggunakan Macito, Candi Badut, Monumen Pahlawan Trip.

Kemudian Kawasan Ijen, Alun-Alun, Kampung Warna-Warni, Kawasan Ekonomi Kreatif (KEK), berakhir di Malang Creative Center (MCC).

Saat melakukan kunjungan di MCC, tim ini melihat beragam karya menarik yang di tampilkan warga Kota Malang.

Melihat Design Archive & City Planning Gallery, dan berdiskusi bersama pelaku ekonomi kreatif.

“Kota Malang memasukan dossier dan sudah di presentasikan beberapa saat lalu di Jakarta,” ujar Hari Tim Panselnas, Kamis (26/9/2024).

“Kami ingin melihat fakta di lapangan seperti apa,” sambungnya.

Tim melakukan visitasi ini bagian dari evaluasi apakah Kota Malang layak tidak menjadi kota kreatif.

“Bisa jadi misalnya, saya melihat ini, oh mestinya bisa masuk kok tidak di masukkan,” jelas Hari lagi.

Dia mengapresiasi hadirnya Kayutangan Heritage saat ini, tertata dengan rapi ini sebagai bukti peran pemerintah dan masyarakat terbangun dengan kompak.

“Ini perlu di apresiasi juga,” kata Hari.

Selanjutnya Hari menceritakan saat berkunjung di MCC, ia merasa takjub ada beragam aktivitas yang di hadirkan dengan penggunaan secara gratis.

A

Hal itu di rasa sebuah kelebihan dari pemerintah dan komunitas yang saling mendukung.

Setelah melakukan visitasi tersebut, Hari merasa Kota Malang punya peluang besar menjadi kota kreatif. Namun, dari empat besar kota/kabupaten masih akan di saring menjadi dua besar.

Vicky Arief Wakil Ketua Komite Ekraf mengatakan Kota Malang sudah melewati beberapa tahapan.

Mulai dari masuk 12 besar, enam besar kini mengerucut empat besar.

Untuk mengajukan sebagai kota kreatif, Kota Malang menunjukkan usulan ‘Masa Lalu, Hari ini dan Masa Depan’ di perlihatkan lewat beberapa obyek visitasi.

“Nantinya jika Kota Malang bisa masuk dalam UCCN, ini peluang besar berdampak,” ujarnya.

“Misalnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke Indonesia memandang dari yang daerah masuk di UCCN,” Vicky melanjutkan.

Hal tersebut akan berdampak positif terhadap masyarakat Kota Malang.

Namun siapa yang terpilih nanti, pengumuman rencananya akan di lakukan sebelum 20 Oktober 2024 mendatang.

Sementara, Pj. Wali Kota Malang Iwan Kurniawan menapresiasi atas lolosnya Kota Malang dalam seleksi nasional pengusulan nominasi anggota Jaringan Kota Kreatif UNESCO.

Iwan mengaku bangga dan sangat mengapresiasi capaian tersebut.

Atas hasil ini, Kota Malang mengikuti seleksi tahap selanjutnya bersama 3 daerah lain.

Yakni Kota Makassar, Kota Tangerang, dan Kabupaten Ponorogo.

Ia meyakini bahwa lolosnya Kota Malang beberapa tahap seleksi tersebut juga tidak terjadi begitu saja.

Hal itu menunjukkan bahwa Kota Malang punya kapasitas dan potensi besar untuk menjadi salah satu kota kreatif di dunia.

Terlebih gagasan kreatif yang di sajikan menjadi yang pertama ada di Indonesia.

“Tentu kita semua bersyukur dan menjadi satu kebanggaan bisa lolos di dua tahapan seleksi UCCN. Ini membuktikan begitu besar kapasitas dan potensi yang kita miliki untuk menjadi salah satu kota kreatif dunia,” kata Iwan.

Iwan menambahkan, Kota Malang punya segalanya untuk menjadi kota kreatif. Bahkan, landasan kreatif di Kota Malang sudah terbangun dengan baik dan berkelanjutan.

Bahkan dirinya juga berkeyakinan bahwa keberadaan MCC, semakin menumbuhkan potensi kreatif dan mengampu segala sumber daya yang ada.

“Harapan, mimpi dan gairah besar ini menjadi stimulus positif sehingga bisa menciptakan ide, gagasan kreatif,” ucapnya.

“Dan saya dilapori Bu Kaban (kepala Bappeda) dan Komite Ekonomi Kreatif (KEK), Malang city of media art ini jadi satu-satunya yang ada di Indonesia,” sambung Iwan. (tik/fir)

 

Advertisement

Terpopuler