Connect with us

Pemerintahan

Hari Jantung Sedunia 2022, Momen Tingkatkan Kesadaran akan Kesehatan Kardiovaskular

Diterbitkan

,

Kepala Dinkes Kota Malang, dr. Husnul Muarif. (foto istimewa)

 

KABARMALANG.COM – Penyakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia. Data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018 menunjukan tren peningkatan yakni 0,5% pada 2013 menjadi 1,5% pada 2018.

Pengobatan, penyakit jantung juga tidaklah murah. Bahkan penyakit jantung ini menjadi beban biaya terbesar.

Berdasarkan data BPJS Kesehatan pada 2021, pembiayaan kesehatan terbesar adalah untuk penyakit jantung yakni sebesar Rp7,7 triliun.

Laporan, Bulanan Surveilans Penyakit Tidak Menular Puskesmas yang ada di Kota Malang, jumlah kunjungan pasien diagnosa penyakit jantung koroner dan gagal jantung termasuk penyakit tidak menular dengan jumlah kasus tinggi.

Pada tahun 2021, jumlah kunjungan untuk kasus jantung koroner mencapai 2.489 orang sedangkan untuk kasus gagal jantung mencapai 3.458 orang.

Sementara itu, berdasarkan data kunjungan pasien rawat jalan terdiagnosa penyakit jantung di RSUD Kota Malang ada 996 kunjungan.

Kepala Dinkes Kota Malang, dr. Husnul Muarif mengungkapkan bahwa beberapa tahun belakangan ini memang ada peningkatan penyakit jantung.

Khususnya, Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang berlangsung demikian dramatis.

“Jika di masa lalu, penyakit jantung identik dengan kalangan lanjut usia atau di atas 50 tahun,” ujarnya.

Kini, orang muda usia 30 tahun, meninggal akibat serangan jantung. Prinsipnya, jangan pernah menganggap sepele gejala.

“Jika mengalami dan mampu mengenali gejala, maka segeralah melakukan pemeriksaan kesehatan jantung,” sambungnya.

Lebih lanjut, Husnul menyampaikan bahwa tepat pada tanggal 29 September ini diperingati sebagai Hari Jantung Sedunia.

“Di peringatinya Hari Jantung Sedunia ini merupakan salah satu bentuk dan cara untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah,” ucapnya.

Tingginya, kasus penyakit jantung ini, juga harus diiringi dengan pengingkatan kualitas tenaga medisnya.

Oleh karena itu, Dinkes Kota Malang bersama Pusat Pelayanan Jantung Hasna Medika Malang menginisiasi adanya peningkatan pengetahuan tenaga medis dengan menggelar Seminar Dyspnea In Clinical Practice – Diagnosis and Management Updates.

“Harapannya, melalui kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kompetensi untuk tenaga kesehatan dalam upaya meningkatkan pengendalian dari penyakit jantung,” katanya.

“Oleh karena itu, mari kita jadikan seminar ini sebagai motivasi dalam beraktualisasi diri dan pengembangan potensi diri yang dimiliki,” sambung Husnul.

Seminar yang di selenggarakan secara hybrid tersebut, di ikuti oleh 181 dokter, terdiri dari 48 dokter dari puskesmas dan 133 dokter lainnya dari berbagai fasilitas layanan kesehatan di Kota Malang. (tik/fir)

Terpopuler

WeCreativez WhatsApp Support
Marketing Kabarmalang.Com